Dihadapkan
pada dua pilihan antara behaviorisme dan psikoanalisis yang termasuk
kognitivisme banyak pakar psikologi di era tahun 1950-an dan 1960-an yang
memilih ke alternatif konsepsi psikologis sifat dasar manusia. Freud telah
memusatkan perhatian pada kekuatan sisi gelap ketidaksadaran, dan Skinner hanya
tertarik pada pengaruh penguatan dari perilaku yang dapat diamati. Lahirlah Psikologi
Humanistik untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang kesadaran pikiran,
kebebasan kemauan, martabat manusia, kemampuan untuk berkembang dan kapasitas
refleksi diri. Karena menjadi alternatif terhadap behaviorismedan kognitivisme,
Psikologi humanistik atau humanisme menjadi lebih terkenal sebagai “kekuatan
ketiga.”
Humanisme dipelopori oleh pakar psikologi Carl
Rogers dan Abraham Maslow. Menurut Rogers, semua manusia yang lahir sudah
membawa dorongan untuk meraih sepenuhnya apa yang diinginkan dan berperilaku
dalam cara yang konsisten menurut diri mereka sendiri. Rogers, seorang
psikoterapis, mengembangkan person-centered therapy, suatu pendekatan
yang tidak bersifat menilai ataupun tidak memberi arahan yang membantu klien
mengklarifikasi dirinya tentang siapa dirinya sebagai suatu upaya fasilitasi
proses memperbaiki kondisinya. Hampir pada saat yang bersamaan, Maslow
mengemukakan teorinya bahwa semua orang memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya yang bersifat hierarkhis. Pada bagian paling bawah dari hirarkhi
ini adalah kebutuhan-kebutuhan fisikal seperti rasa lapar, haus, dan mengantuk.
Di atasnya adalah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta,
dan kepercayaan diri yang berkaitan dengan kebutuhan akan status dan
pencapaian. Ketika berbagai kebutuhan ini terpenuhi, Maslow yakin, orang akan
meraih aktualisasi diri, suatu puncak pemenuhan kebutuhan dari
seseorang. Sebagaimana kata Maslow, “Seorang musisi haruslah mencipta lagu,
seorang pelukis harus melukis, seorang penyair harus menulis puisi, jika ia
ingin damai dengan dirinya. Apa yang ia mampu lakukan, ia harus lakukan.”
Gagasan lain dari humanisme dapat
diringkas sebagai berikut:
1
Setiap orang memiliki
kapasitas untuk berkembang.
2
Setiap orang memiliki
kebebasan untuk memilih tujuan hidupnya.
3
Humanisme menekankan
pentingnya kualitas hidup manusia.
4
Setiap orang memiliki
kemampuan untuk memperbaiki kehidupannya.
5
Persepsi pribadi
seseorang terhadap dirinya sendiri lebih penting dari lingkungan.
6
Setiap orang memiliki
potensi untuk memahami dirinya sendiri.
7
Setiap orang seharusnya
memberikan dukungan pada orang lain sehingga semua memiliki citra diri yang
positif serta pemahaman diri yang baik.
8
Carl Rogers menekankan
pentingnya suasana lingkungan yang hangat dan bisa menjadi terapi.
9
Abraham Maslow
berpendapat bahwa potensi kita sesunggahnya tidak terbatas.
10 Terjadinya
kebersamaan disebabkan adanya persepsi positif satu sama lain.
11 Rogers
berpendapat bahwa seseorang akan tidak mempercayai hal-hal positif dari dirinya
dan rasa percaya dirinya rendah bila ada anggapan positif orang lain namun
bersyarat.
12 Konsep-diri
adalah bagaimana seseorang mengenal potensinya, perilakunya, dan
kepribadiannya.
13 Realita
adalah bagaimana sesungguhnya diri seseorang sedangkan idealisme adalah
bagaimana seseorang menginginkan dirinya menjadi apa.
14 Anggapan
positif tanpa syarat, ketulusan dan empati membantu memperbaiki hubungan
seseorang dengan orang lain.
15 Seseorang
akan bermanfaat bagi orang lain apabila terbuka terhadap pengalaman, tidak
terlalu mementingkan diri, peduli pada sekitarnya, dan memiliki hubungan yang
harmonis dengan orang lain.
16 Aktualisasi
diri adalah dorongan untuk mengembangkan potensi secara penuh sebagai manusia
dari diri seseorang.
Salah
satu kritikus terhadap humanisme mengatakan adalah sulit untuk mengukur
aktualisasi diri. Ada juga yang berpendapat humanisme terlalu optimis dalam
memandang manusia. Yang lain lagi mengatakan humanisme membangkitkan rasa
kekaguman pada diri sendiri.
Implikasi Teori Belajar Humanistik
a. Guru
Sebagai Fasilitator
Psikologi humanistik memberi
perhatian atas guru sebagai fasilitator yang berikut ini adalah berbagai cara
untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas sifasilitator. Ini
merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa guidenes(petunjuk):
1. Fasilitator
sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas
2. Fasilitator
membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam
kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3. Dia
mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Dia
mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia
menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di
dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik
isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi
dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana
cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
8. Dia
mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
9. Dia
harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan
yang dalam dan kuat selama belajar
10. Di
dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk
menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
b.
Siswa sebagai pelaku utama dalam pembelajaran
Aplikasi
teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik
adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,
kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi
pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan
pembelajaran.
Siswa
berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan
potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negatif.
Tujuan
pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun
proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan
tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan
partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif.
3. Mendorong
siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif
sendiri
4. Mendorong
siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa
di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang
ditunjukkan.
6. Guru
menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai
secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan
kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi
diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori
humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang
bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa
merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola
pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi
manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar