Kalimat
merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat
sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak
memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang
biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat,
Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut
beberapa unsur kalimat.
Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang
terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui
ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang
dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai
berikut.
·
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat
yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh
: Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
·
Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia
bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu.
Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama
diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku
itu dibeli oleh Kimbum.
·
Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang
berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus SEMA
harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah
boyband favoritku.
·
Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat
dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
·
Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari,
dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata
seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak
bersubjek.
·
Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa
nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya,
disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama
suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
·
Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat
yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa
atau bagaimana adalah predikat
kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan
predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
·
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur
yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah
penyanyi favoritku
·
Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak
ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat
yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
·
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan.
Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya
berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan
sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke
Indonesia.
·
Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o
Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o
Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia
(bilangan).
Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang
memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam
susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga
unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau
ter-) tidak memerlukan objek,
sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri
objek sebagai berikut.
·
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang
predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
·
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat
aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam
kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
·
Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di
belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara
predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
·
Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai
oleh kata bahwa dan anak kalimat ini
dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat
yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap
dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat wajib ada karena
melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati posisi di belakang
predikat.
o Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya
terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang
menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut
ciri-ciri pelengkap.
·
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
o
Diah mengirimi saya buku baru.
o
Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
nsur kalimat buku baru, sepeda baru
di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
·
Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului
preposisi disebut keterangan.
Keterangan merupakan unsur kalimat
yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam
kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan
tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut
ini beberapa ciri unsur keterangan.
·
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat
wajib.
·
Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di
antara subjek dan predikat.
Contoh :
o
Malam ini, Suju akan kembali ke
Korea.
o
Mereka memperhatikan materi dengan
seksama.
·
Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa
frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang
berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat,
sewaktu, dan ketika.
o Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang
diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan
dalam.
o Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa
frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau
frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa
frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang
berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh :
Dosen saya, Bu Erwin, terpilih
sebagai dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur
yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat
beasiswa.
Keterangan
tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan
yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat,
objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Contoh
diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai
IP tiga lebih.
Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke
dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua
kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai
dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan,
yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur
inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur
seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat,
objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe
sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.
Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
o Mereka /
sedang berenang.
S P
(kata kerja)
o Ayahnya / guru SMA.
S
P
(kata benda)
o Gambar itu / bagus.
S
P
(kata sifat)
o Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S
P
(kata bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
Mereka
/ sedang menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S
P
Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S
P
O
Pel.
Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan
oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S
P
K
Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke
dalam lemari.
S
P
O
K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P
Pel.
K
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang /
setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
Jenis Kalimat Menurut Struktur
Gramatikalnya
Menurut
strukturnya, kalimat dapat digolongkan atas kalimat tunggal dan kalimat
majemuk. Kalimat tunggal memiliki satu gagasan, sedangkan kalimat majemuk
memiliki gagasan yang bersegi-segi. Kalimat majemuk dapat bersifat setara,
tidak setara (bertingkat), dan campuran.
Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Meskipun
hanya terdiri atas satu subjek dan satu predikat, bukan berarti bahwa kalimat
tunggal selalu merupakan kalimat yang pendek. Kalimat-kalimat yang panjang pun
dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat
tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis sebagai berikut.
Kalimat majemuk setara terjadi dari penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis sebagai berikut.
1.
Kalimat Majemuk Setara Penjumlahan
Kalimat ini merupakan hasil penggabungan
dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan dengan kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan.
Contoh:
Dosen menjelaskan.
Mahasiswa mendengarkan.
Dosen menjelaskan dan mahasiswa mendengarkan.
2.
Kalimat Majemuk Setara
Pertentangan.
Kalimat ini merupakan hasil penggabungan
dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan dengan kata tetapi, sedangkan, dan melainkan
jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu menunjukkan pertentangan.
Contoh:
Ia bukan mahasiswa FTI, melainkan mahasiswa Fikom.
Puspitek terletak di Serpong, sedangkan PT Dirgantara Indonesia
terletak di Bandung.
Reza tidak berbelanja, tetapi hanya melihat-lihat.
3.
Kalimat Majemuk Setara
Perurutan.
Kalimat ini merupakan hasil penggabungan
dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan dengan kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.
Contoh:
Upacara peresmian proyek
pembangunan kampus baru Universitas Merah Putih telah selesai, lalu Pak Rektor
mempersilakan para tamu untuk beramah-tamah sembari mencicipi hidangan yang
telah disiapkan.
4.
Kalimat Majemuk Setara
Pemilihan
Kalimat ini merupakan hasil penggabungan
dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan dengan kata atau jika kedua kalimat tunggal atau
lebih itu menunjukkan pemilihan.
Contoh:
Mereka membayar secara
kontan, atau mereka dapat mencicilnya selama tiga tahun.
Selain keempat jenis kalimat majemuk setara di atas, ada pula kalimat
majemuk setara yang berbentuk kalimat rapatan, yaitu suatu bentuk yang
merapatkan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah unsur
subjek atau unsur objek yang sama.
Contoh:
· Sari datang.
· Sari melihat-lihat.
· Sari membeli seperangkat komputer.
· Sari datang, Sari melihat-lihat, dan Sari membeli seperangkat komputer.
· Sari datang, melihat-lihat, dan membeli seperangkat komputer.
· Anton tidak meminta uang Arifin.
· Anton hanya meminjam uang Arifin.
· Anton tidak
meminta uang Arifin, tetapi hanya meminjam uang Arifin.
· Anton tidak meminta, tetapi meminjam uang Arifin.
Kalimat
Majemuk Tidak Setara (Bertingkat)
Kalimat
majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas)
dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Jalinan
kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsure
gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan
waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang
lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh
Komputer
itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
(tunggal)
Mereka
masih dapat mengacaukan data-data komputer.
(tunggal)
Walaupun
komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan
data-data komputer.
Anak kalimat:
Walaupun komputer itu
dilengkapi dengan alat-alat modern.
Induk kalimat:
Mereka masih dapat mengacaukan
data-data komputer.
Kalimat
Majemuk Campuran
Kalimat
jenis ini terdiri atas kalimat majemuk tidak setara (bertingkat) dan kalimat
majemuk setara, atau kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tidak setara
(bertingkat).
Contoh:
Walaupun berbagai tantangan menghadang, mereka berhasil mencapai puncak
gunung itu dan bisa menancapkan bendera merah putih di sana.
(kalimat
majemuk tidak setara dan kalimat majemuk setara)
Tugas yang sederhana itu telah dia selesaikan dengan mudah, sedangkan
saya mengalami kegagalan karena saya melalaikan cara-cara mengerjakannya.
(kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk tidak setara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar