A. Pendahuluan
Keragamanhayati (biodiversity atau
biological diversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini mulai dari organisme bersel
tunggal sampai organisme tingkat tinggi. Keragaman hayati mencakup keragaman
habitat, keragaman spesies (jenis) dan keragaman genetik (variasi sifat dalam
spesies).
Masyarakat dimanapun berada
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai organisme lain yang ada
pada habitat tersebut dan membentuk suatu sistem ekologi dengan ciri saling
tergantung satu sama lain. Masyarakat secara alamiah telah mengembangkan pengetahuan
dan teknologi untuk memperoleh kehidupan dari keragaman hayati yang ada di
lingkungannya baik yang hidup secara liar maupun budidaya. Misalnya masyarakat
pemburu memanfaatkan ribuan jenis hewan dan tumbuhan untuk makanan, obat-obatan
dan tempat berteduh. Masyarakat petani, peternak dan nelayan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi untuk memanfaatkan keragaman hayati di darat, sungai,
danau dan laut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup mulai dari makanan,
pakaian, perumahan sampai obat-obatan. Masyarakat industri memanfaatkan
keragaman hayati untuk menghasilkan berbagai produk industri seperti tekstil,
industri makanan, kertas, obat-obatan, pestisida, kosmetik. Ilustrasi ini
menggambarkan bagaimana keragaman hayati sangat erat hubungannya dengan
masyarakat tanpa memandang tingkatan penguasaan teknologi, status sosial
ekonomi maupun budaya. Dengan demikian, keragaman hayati adalah tulang punggung
kehidupan, baik dari segi ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya.
Provinsi
Banten adalah provinsi termuda yang ada di pulau Jawa. Provinsi ini berdiri berdasarkan Undang-Undang nomor 23
tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten, luas wilayah Provinsi Banten
adalah 9.018,64 km2 yang terdiri dari 4 kabupaten, 4 kota, 154
kecamatan, 1054 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak
9.602.445 jiwa. Secara geografis, Provinsi Banten terletak diantara 507’50’’-701’1’’
LS dan 10501’11’’-10607’12’’ BT.
Keanekaragaman hayati Banten adalah salah
satu sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Sifatnya yang mampu
memperbaiki diri merupakan keunggulan utama untuk dapat di manfaatkan secara
berkelanjutan. Sejumlah besar sektor perekonomian daerah tergantung secara langsung ataupun tak
langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan fungsi-fungsi
lingkungan yang dihasilkannya. Konservasi keanekaragaman hayati, dengan
demikian sangat penting dan menentukan bagi keberlanjutan sektor-sektor seperti
kehutanan, pertanian, dan perikanan, kesehatan, ilmu pengetahuan, industri dan
kepariwisataan, serta sektor-sektor lain yang terkait dengan sektor tersebut.
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati di Banten
1.
Manfaat
dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah
sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini
masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui
manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata
atau hiburan.
Contoh
yang berada di Banten yaitu kawasan hutan Konservasi yaitu Taman Nasional
Ujung Kulon dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Setiap orang dilarang
melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona
inti taman nasional, perubahan tersebut meliputi mengurangi, menghilangkan
fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan
satwa lain yang tidak asli. Sedangkan hutan konservasi lainnya adalah Cagar
Alam sebagai penyedia air baku (Rawa Danau), Taman Wisata Alam, Taman Wisata
Alam Perairan Laut serta kawasan konservasi khusus Baduy (kawasan hak ulayat).
2. Manfaat Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan
(flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis
kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Banten maupun untuk
kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin,
gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara.
Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga
wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai
ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang
berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan
makanan yang mengandung protein.
Di Banten, Lokasi
kawasan hutan produksi tersebar di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lebak,
meliputi kecamatan Banjarsari, Cileles, Gunung Kencana, Bojong Manik, Cikulur
dan Cimarga); Kabupaten Pandeglang, meliputi Cikeusik, Munjul, Cibaliung,
Mandalawangi, Labuan dan Cimanggu; serta Kabupaten Serang yang meliputi Kecamatan
Mancak dan Ciomas. Kawasan
hutan produksi di Provinsi Banten terbagi kedalam beberapa kelas
perusahaan yaitu kelas perusahaan Jati 34.759,15 Ha, kelas perusahaan Mahoni
14.844,44 Ha, dan kelas perusahaan Acacia mangium 22.179,19 Ha. Dengan memanfaatkan
produksi hutan tersebut, masyarakat Banten dapat memenuhi kebutuhannya,
3.
Manfaat dalam Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan
komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi
bumi, antara lain:
a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan
fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di
atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah
efek rumah kaca.
b. Dapat menjaga kestabilan iklim
global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.
Di
Banten, tipe hutan hujan ini hampir menutupi sebagian besar Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang
dan Gunung Honje. Hutan hujan di tandai
dengan banyaknya palma
dari berbagai spesies terutama Arenga obtusifolia
(langkap) yang sering dijumpai dalam tegakan murni di daerah yang letaknya
rendah. Spesies Palem
yang lain adalah Oncosperma filamentosa (nibung), Arenga pinnata
(aren), Cayota mitis (sayar), Areca catechu (jambe), Areca
pumida (bingbin), Corypha gebanga (gebang), Licualia spinosa
(kaman), calamus spp. dan Daemonorops
spp. (rotan).
Selain itu terdapat spesies Lagerstroemia flos-reginae (bungur), Ficus
spp. (kiara), Diospyros macrophylla (kicalung), Vitex pubescens
(laban), Antocephalus chinensis (hanja) dan Planconia valida.
Di
daerah yang relatif terbuka seperti di dataran tinggi Telanca mempunyai sedikit
pohon besar tetapi rapat oleh semak
dan tumbuhan sekunder
seperti Achasma spp. (tepus), Nicolaia spp. (honje), Donax
cannaeformis (bangban), dan Lantana camara (cente) yang bercampur
dengan berbagai jenis rotan
dan kadang-kadang terdapat Eugenis polyantha (salam) dan Leea spp.
(sulangkar) serta beraneka ragam spesies liana
misalnya Cayratia geniculata (areuy kibarela), Ziziphus tupula
(Areuy jinjing kulit), Uncaira sp. (Areuy kolebahe) dan Embelia
javanica (Areuy kecembeng). Gunung payung mempunyai hutan primer yang
rimbun dan lebih mencirikan vegetasi pegunungan,
dengan pohon Dillenia excelsa
(kisegel), Pentaca polyanatha (sigeung), Vitex pubescens (laban)
dan lain-lain.
4. Manfaat Farmasi/ Obat-obatan dan
Kosmetik
Manusia
telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain
pengobatan tradisional, pengobatan modernpun sangat tergantung pada keragaman
hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan
mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang
kesehatan. Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari
tanaman; beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur
kimia baru ditemukan setiap saat. Begitu pula di Indonesia khususnya Banten,
terdapat banyak tanaman yang dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya
pengobatan tradisional. Masyarakat
dapat memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat misalnya jamu tradisional yang
banyak menggunakan tumbuhan dari genus Curcuma
(temu temuan). Potensi keanekaragaman hayati sebagia kosmetik telah lama
dikenal, contohnya penggunaan bunga bungaan seperti cendana, kenanga, mawar,
melati untuk wewangian, kemuning sebagai salah satu bahan untuk membuat lulur
yang berkhasiat menghaluskan kulit.
5. Manfaat
Industri
Keanekaragaman hayati dapat
dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri).
Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan
industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati
dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai
untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah,
misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit
dan karet.
6. Manfaat dalam
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah
sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini
masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui
manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan.
Keanekaragaman hayati merupakan
lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan
manusia. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan
sumber daya hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik dari
sumber daya hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem
yang terdegradasi. Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali
untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan
penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai
ekologi dan evolusi. Habitat yang tidak dialih fungsikan seringkali penting
untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan kontrol yang diakibatkan oleh
perubahan mengenai sistem pelelolaan yang berbeda dapat diukur dan dilakukan.
7.
Manfaat
dari Segi Sosial dan Budaya
Dalam upacara ritual keagamaan atau adat banyak digunakan keanekaragaman
hayati, contohnya umat Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada setiap
hari raya Qurban, umat Kristen menggunakan pohon cemara setiap natal.
Masyarakat Banten ada yang menetap
di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan.
Masyarakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan
sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan
yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat
tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan
tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Masyarakat memiliki
kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut,
keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.
C.
Kesimpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat
beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan
keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki
keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh
adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk
hidup lainnya. Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan
faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Selain fungsi ekonomi seperti
tersebut diatas, keanekeragaman hayati mempunyai fungsi sosial dan ekologis.
Fungsi sosial keanekaragaman hayati adalah memberikan kesempatan atau lapangan
kerja, bagian dari elemen spiritual masyarakat yang membentuk budaya setempat,
serta membentuk jati diri masyarakat. Nilai spiritual dan aspirasi dari fungsi
sosial ini juga mempengaruhi atau meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
Fungsi, jasa dan produk komponen
keanekaragaman hayati diatas, serta besarnya nilai ekonomi yang dihasilkan
tidak akan dapat diperoleh secara lestari jika sumber dayanya sendiri tidak
dikelola secara lestari. Dari gambaran di atas, dapat di ketahui bahwa
keanekaragaman hayati berperan sangat penting dan vital untuk menjamin
kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Mulai dari mutu udara, mutu air, mutu
tanah, dan mutu lingkungan secara keseluruhan, hingga untuk pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, semuanya tergantung secara langsung maupun tak langsung pada
keanekaragaman hayati.
Perubahan ekologis, sosial, ekonomi
dan budaya akan terjadi bila dalam perjalanan sejarah keragaman hayati terancam
dan berubah menjadi keseragaman hayati. Teknologi yang berkembang yang diilhami
oleh keragaman hayati hendaknya digunakan semaksimal mungkin untuk melestarikan
keragaman hayati itu sendiri, bukan sebaliknya menghancurkan keragaman hayati. Pemanfaatan
keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud
dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Shiva, V.
1994. Keragaman Hayati : Dari bioimperialisme ke biodemokrasi. PT. Gramedia
Sumber
dari internet:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar