A. Lingkungan Pendidikan
Menurut Sartain (ahli psikologi
Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap
kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu
pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak
tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi
anak.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai
alat dalam proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku,
alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar
diri anak dalam alam semesta ini yang menjadi wadah atau wahana, badan atau
lembaga berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan
sosial. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan
budaya), dan utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat
dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Selain itu, penataan lingkungan
pendidikan tersebut terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat
berkembang efisien dan efektif.
Pada hakikatnya, lingkungan
pendidikan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran. Teori pembelajaran
konstuktivisme mengajarkan kepada kita bahwa peserta didik harus dapat
membangun pemahaman sendiri tentang konsep yang diambil dari sumber –
sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
B. Macam – Macam Lingkungan Pendidikan
Adapun, lingkungan pendidikan dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan
pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan masyarakat.
1. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama bagi manusia karena manusia pertama kalinya
memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan pendidikan
yang lainnya. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan
sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga disebut sebagai pendidikan utama
karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk
dan sebagian dikembangkan.Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
pendidikan prenatal (pendidikan dalam kandungan) dan pendidikan postnatal
(pendidikan setelah lahir).
Pendidikan prenatal ( pendidikan
dalam kandungan) diyakini merupakan pendidikan untuk pembentukan potensi yang
akan dikembangkan dalam proses pendidikan selanjutnya. Wujud praktek pendidikan
prenatal cenderung dipengaruhi oleh praktik – praktik budaya seperti doa untuk
si janin, mitoni, neloni, sirikan, dll. Sedangkan, pendidikan postnatal (
pendidikan setelah lahir) yaitu pendidikan yang diberikan kepada si anak
setelah lahir dengan hal – hal yang akan bermanfaat dan berguna dalam hidupnya.
Wujud praktek pendidikan postnatal yaitu cenderung pada pendidikan karakter dan
perilaku dari individu tersebut.
Dasar tanggung jawab keluarga
terhadap pendidikan anaknya yang pertama meliputi motivasi cinta kasih yang
menjiwai hubungan orangtua dengan anak. Cinta kasih ini akan mendorong sikap
dan tindakan untuk menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang
anak. Yang kedua yaitu motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak.Tanggung
jawab moral ini meliputi nilai – nilai religious spiritual untuk memelihara
martabat dan kehormatan keluarga. Serta tanggung jawab sosial sebagai bagian
dari keluarga yang pada gilirannya juga akan menjadi bagian dari masyarakat.
- Lingkungan Pendidikan Sekolah
Seiring dengan perkembangan
peradaban manusia, orang merasa tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya.Pada
masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai
masa kedewasaan. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus.
Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian
fungsinya sebagai pendidik.Lembaga ini dalam perkembangannya lebih lanjut
dikenal sebagai sekolah.Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang
untuk melaksanakan pendidikan. Salah satu alternatif yang mungkin dilakukan di
sekolah untuk melaksanakan kebijakan nasional adalah secara bertahab
mengembangkan sekolah menjadi suatu tempat pusat latihan (training centre)
manusia Indonesia di masa depan.
Dengan kata lain, sekolah sebagai
pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena
pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap
berpijak pada ciri ke Indonesiaan. Dengan demikian, pendidikan di sekolah
secara seimbang dan serasi bias mencakup aspek pembudayaan, penguasaan
pengetahuan, dan pemilik keterampilan peserta didik. Selain itu, sekolah juga
telah mencapai posisi yang sangat sentral dan belantara pendidikan
manusia.Sekarang sekolah tidak lagi berfungsi sebagai pelengkap pendidikan
kelurga tetapi merupakan kebutuhan.Hal itu disebabkan karena pendidikan
berimbas pada pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efisiensi yang merupakan
ideologi dalam pendidikan.
Dasar tanggung jawab sekolah akan
pendidikan meliputi tanggung jawab formal kelembagaan (sesuai ketentuan dan
perundangan pendidikan yang berlaku), tanggung jawab keilmuan (isi, tujuan dan
jenjang pendidikan yang dipercayakan padanya oleh masyarakat dan pemerintah),
tanggung jawab fungsional (tanggung jawab profesi berdasarkan ketentuan
jabatannya).
Terdapat empat macam pengaruh
pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi
perkembangan
masyarakat
3. Mencetak warga masyarakat yang
siap dan terbekali bagi
4. Kepentingan kerja di lingkungan masyarakat Melahirkan
sikap-sikap positif dan konstruktif bagi
warga masyarakat,
sehingga tercipta integrasi sosial yang
harmonis ditengah-
tengah masyarakat
- Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Selanjutnya, manusia dalam bekerja
dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman
hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha
mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang
tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya. Ada 5 pranata
sosial (social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan social atau
masyarakat yaitu :
1. Pranata pendidikan bertugas dalam
upaya sosialisasi
2. Pranata ekonomi bertugas mengatur
upaya pemenuhan Kemakmuran
3. Pranata politik bertugas menciptakan
integritas dan stabilitas masyarakat
4. Pranata teknologi bertugas
menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
5. Pranata moral dan etika bertugas
mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat
Akhir – akhir ini sekolah dinilai
terjadi kesenjangan dengan masyarakatnya.Sekolah dianggap cenderung arogan
terhadap masyarakatnya sedangkan masyarakat kurang peduli terhadap
sekolah.Dalam banyak hal sekolah dinilai telah tertinggal dari masyarakatnya
dan kini banyak sekolah yang belajar dari masyarakat.Hal ini karena berbagai
inovasi seperti dalam hal teknologi terlebih dahulu terjadi di masyarakat
daripada sekolah. Dan hal ini tentu sangat wajar karena sekolah hanya salah
satu pranata yang ada dalam masyarakat diantara empat pranata yang lain.
Selain itu, masyarakatlah yang memiliki berbagai sumber daya yang memungkinkan
untuk mengembangkan berbagai inovasi.
C. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat
sebenarnya merupakan penyederhanaan konsep dimana sekolah salah satu pranata
pendidikan dan pranata pendidikan merupakan salah satu pranata masyarakat.Oleh
karena itu, sekolah merupakan bagian dari masyarakat.Ada 2 macam dalam hubungan
sekolah dengan masyarakat yaitu Hubungan transaksional antara sekolah dengan
masyarakat serta hubungan transmisi dan transformasi.
Maksud dari hubungan transaksional
antara sekolah dengan masyarakat yaitu sekolah sebagai partner masyarakat dalam
melakukan fungsi pendidikan dan sekolah sebagai produsen yang melayani
pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat. Cara atau hal hal yang bisa
dilakukan yaitu melalui aktivitas kurikuler para siswa (mengumpulkan bahan
pengajaran dari masyarakat, kegiatan pengabdian pada masyarakat, magang, dsb).
Yang kedua yaitu aktivitas para guru (kunjungan ke rumah siswa, dll).
Yang ketiga yaitu kegiatan ekstrakurikuler (melakukan kegiatan ekstrakurikuler
dengan melibatkan masyarakat). Yang keempat yaitu kunjungan orangtua / anggota masyarakat
ke sekolah (saat kenaikan kelas, ultah sekolah, dsb) serta melalui media massa
(publikasi mengenai kegiatan sekolah lewat televisi, dsb). Hubungan transmisif
terjadi manakala sekolah berperan sebagai pewarisan kebudayaan.Sedangkan,
hubungan transformasif terjadi manakala sekolah berperan sebagai agen pembaharu
dalam kebudayaan masyarakat tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara reproduksi budaya yaitu siswa diajarkan untuk menggali unsur-unsur
budaya yang telah ada dalam masyarakatnya. Lalu, difusi kebudayaan yaitu siswa
diajarkan agar dapat menyebarluaskan unsur-unsur yang dinilai positif dan belum
berkembang dalam masyarakatnya. Kemudian, berpikir kreatif yaitu berpikir
alternatif, dan berani “tampil beda”
D. Sekolah dan masyarakat memiliki
hubungan rasional berdasarkan kebutuhan.
Adapun gambaran hubungan rasional
diantara keduanya:
1. Sekolah sebagai lembaga layanan
terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang membawa
konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar
fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah
memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan
realitas dengan masyarakat.
2. Sasaran pendidikan yang ditangani
lembaga sekolah, ditentukan oleh kejelasan formulasi kerjasama antara sekolah
dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif (luas dan lengkap) di
dalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang
sekolahan.
3. Pelaksanaan fungsi sekolah dalam
melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara
keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan dana,
fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
E. Pengaruh Keluarga Terhadap Sekolah
dan Masyarakat
Keluarga sebagai satuan organisasi
terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk
kepribadian dan watak anggota keluarganya.Sedangkan masyarakat terdiri dari
keluarga-keluarga.Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus
mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua
golongan masayarakat salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan
watak kepada masayarakat adalah sekolah.
Sekolah tidak akan terus berdiri
jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini
saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan
sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat
pun akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah
sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community
school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran
adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses sosial dengan
tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang
sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam
usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar