Pemecahan
masalah merupakan suatu kegiatan penting dalam matematika sekolah, karena dalam
proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk
diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan
ini aspek-aspek kemampuan matematik penting seperti penerapan aturan pada
masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik,
dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik.
Pengajaran
matematika di SD, juga bertujuan untuk melatih siswa memecahkan masalah.
Melalui pemecahan masalah, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, pendekatan pemecahan masalah seyogyanya menjadi bagian dari
pembelajaran matematika di sekolah.
Matematika
yang disajikan dalam bentuk masalah akan memberikan motivasi kepada siswa untuk
mempelajari matematika lebih dalam. Dengan dihadapkan suatu masalah matematika,
siswa akan berusaha menemukan penyelesaiannya melalui berbagai strategi
pemecahan masalah matematika. Kepuasan akan tercapai apabila siswa dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya. Kepuasan intelektual ini merupakan
motivasi intrinsik bagi siswa. Dengan demikian, tampak jelas bahwa pemecahan
masalah matematika mempunyai kedudukan yang penting dalam pembelajaran
matematika di SD Aisyah (2007: 5-1)
Skemp
(Aisyah, 2007: 5-6) mengatakan pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu
pedoman mengajar yang sifatnya teoritis atau konseptual untuk melatihkan siswa
memecahkan masalah – masalah matematika dengan menggunakan berbagai strategi
dan langkah pemecahan masalah yang ada.
Ciri–ciri
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah adalah: a) siswa
dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka memahami masalah
(mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan), b) membuat model
matematika, c) memilih strategi penyelesaian model matematika, dan d) melaksanakan
penyelesaian model matematika dan menyimpulkan. Untuk menghadapi situasi ini,
guru memberikan kesempatan yang sebesar–besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
ide–ide matematikanya sehingga siswa dapat memecahkan masalah tersebut dengan
baik. Dalam hal ini guru tetap berpedoman pada strategi dan langkah-langkah
pemecahan masalah yang ada Aisyah (2007: 5-6).
Selanjutnya
Sanjaya (2007: 220) mengemukakan beberapa keunggulan pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan masalah diantaranya:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang
cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
c.
Pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah
dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu
juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil
maupun proses belajarnya.
f. Melalui pemecahan masalah bisa
memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, bahwa pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku–buku saja.
g.
Pemecahan masalah dianggap
lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h.
Pemecahan masalah dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah dapat
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
Johson dan Rising
(Syamsuddin, 2003: 224) mengemukakan beberapa alasan pemecahan masalah menjadi
suatu kegiatan belajar yang paling signifikan dalam pembelajaran matematika,
yaitu:
a). Pemecahan masalah adalah suatu proses untuk belajar suatu konsep
baru.
Memecahkan masalah merupakan suatu cara yang sangat baik
bagi siswa untuk belajar suatu konsep baru. Di dalam proses pemecahan masalah
sering ditemukan suatu konsep atau prinsip yang belum pernah dipelajari.
Sebagai contoh melalui suatu diskusi tentang masalah pembuktian himpunan
bilangan prima adalah tak hingga (infinit), bisa menjadi suatu langkah untuk
menentukan prinsip pembuktian tidak lansung dalam matematika.
b). Pemecahan masalah adalah suatu
cara yang paling tepat untuk mempratekkan
keterampilan komputasional .
Kebiasaan memecahkan masalah
menjadi suatu latihan menggunakan konsep-konsep maupun prinsip matematika yang
telah dipelajari. Hal ini
perlu karena dalam belajar matematika tidak cukup hanya dengan manghafal.
Setiap konsep ataupun prinsip matematika yang dipelajari perlu dipraktekan,
sehingga matematika dapat bermanfaat. Hal ini dapat dicapai melalui pemecahan
masalah.
c). Melalui pemecahan masalah diperoleh pengetahuan baru.
Di dalam pemecahan banyak muncul
pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah dipelajari. Seseorang yang
terbiasa memecahkan masalah matematika akan mendapatkan manfaat yang sangat
besar dengan adanya pengetahuan baru yang muncul dalam pemecahan masalah.
d).
Pemecahan masalah dapat merangsang rasa keingintahuan intelektual.
Rasa ingin tahu suatu dorongan
yang sangat penting dalam belajar matematika. Adanya rasa ingin tahu mendorong
seseorang untuk mempelajari hal-hal yang baru. Untuk menimbulkan rasa ingin
tahu dibutuhkan adanya sesuatu yang menantang. Hal seperti ini biasanya muncul
bila seseorang menghadapi suatu masalah yang harus segera dipecahkan.
Untuk
menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran pemecahan masalah
matematika di SD, dapat dilakukan secara klasikal maupun kelompok dengan
mengikuti langkah-langkah umum pendekatan pemecahan masalah dan langkah-langkah
pembelajaran yang biasa dilakukan di SD, yaitu pendahuluan, pengembangan,
penerapan dan penutup.
Referensi:
Bell, F.H. 1981. Teaching and
Learnimg Mathematic (In Secondary School). Second Printing Wm; C. Brown
Publisher, Iowa.
Aisyah, Nyimas, dkk.
2007. Pengembangan Pembelajaran
Matematika SD. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta:
Dirjen Dikti PPLPTK.
Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana.
Syamsuddin, H. 2001. Kesulitan
Siswa Kelas V SD Menggunakan Langkah-langkah Pemecahan Masalah Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita (Pengembangan Model Pembelajaran). Tesis S2. Surabaya : UNESA Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar