Dalam biosfer terdapat sekitar 1900GtC gas karbon
dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian yang penting dalam menunjang
kehidupan di bumi, karena karbon berperan dalam strutur biokimia dan nutrisi
pada semua sel makhluk hidup. Proses-proses perpindahan karbon di biosfer sama
dengan proses perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi
di atmosfer harus melalui biosfer terlebih dahulu.
Siklus karbon terjadi dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi (objek astronomis lainnya
bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum
diketahui).
Karbon dapat
diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1.
Melalui proses fotosintesis
Ketika
matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengubah
karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Karbon
pada proses ini akan banyak di serap oleh tumbuhan yang baru saja tumbuh atau
pepohonan pada hutan yang sedang di reboisasi sehingga membutuhkan pertumbuhan
yang cepat.
12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6
(glukosa) + 6O2 + 6H2O
2.
Melalui sirkulasi termohalin
Pada
permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan
karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut
akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang
lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas, pada daerah yang
poduktivitasnya tinggi organisme membentuk cangkang karbonat dengan
bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju
ke bawah.
3.
Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini
tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer
seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak memilki efek yang
terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada
atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai
untuk membuat karbonat laut.
Karbon dapat
kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
1.
Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini
merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa menjadi
karbohidrat dan air.
2.
Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan
bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan
mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen atau menjadi
metana jika tidak tersedia oksigen
3.
Melalui pembakaran material organik
Proses ini
berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung pada material
organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam
geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin
bertambah.
4.
Melalui produksi semen
Salah satu
komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan dengan cara memanaskan
batu kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak.
5.
Melalui erupsi vulkanik
Erupsi
vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke atmosfer. Gas-gas
tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon
dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama dengan jumlah karbon dioksida
yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
6.
Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan
laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang larut dalam
air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat
permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami
pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Laut mengandung sekitar 36000 GtC ion
karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon
tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksi
yang terjadi pada air. Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan
atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka
sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air
berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat
dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan
diawali dengan pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan
bagian atas), kemudian pada daerah downwelling (laut bagian
bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki
lautan, asam karbonat terbentuk dengan reaksi kimia:
CO2 +
H2O → H2CO3
Reaksi
tersebut memiliki sifat dua arah untuk mencapai suatu kesetimbangan
kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah
pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan yang
besar pada pH, yaitu:
H2CO3 H+ +
HCO3-
Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal
daripada persenyawaan unsur lain kecuali hidrogen. Kebanyakan dikenal sebagai
zat-zat kimia organik. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya
secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin,
tidak hanya dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda,
C=C atau C≡C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar