Senin, 14 Desember 2015

TAHU DAN PENGETAHUAN


Bahwa manusia tahu akan sesuatu, rasanya tak disangkal seseorang.  Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang-orang lain, ia tahu akan yang baik dan akan yang buruk, akan yang indah dan yang tidak indah.
Gejala tahu
a.      Manusia ingin tahu
b.     Manusia ingin tahu yang benar
c.      Obyek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada
d.     Manusia tahu bahwa ia tahu


PENGETAHUAN
            Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan.  Jadi pengetahuan tidak lain dari hasil tahu.  Dalam pengetahuan ada pengakuan sesuatu terhadap sesuatu, dasar pengakuan itu disebut subyek dan yang diakui terhadap subyek itu namanya predikat.
Dua macam pengetahuan
Contoh putusan ‘gunung itu tinggi’, putusan itu berlaku hanya untuk gunung tertentu yang satu itu saja, karena pengetahuannya pun hanya tentang gunung yang satu itu saja.
Begitu pula putusan ‘segitiga itu lancip’ hanya berlaku bagi segitiga yang satu itu saja.Lain halnya dengan putusan segitiga itu jumlah sudutnya adalah 180º.
Oleh karena dua macam putusan itu mengutarakan pengetahuan, berlakunya putusannya ada dua macam pengetahuan yaitu :
-        pengetahuan khusus yang mengenai satu saja
-        dan pengetahuan umum, yang berlaku bagi seluruh macamnya.
Pengetahuan umum ini memang agak aneh, sebab yang bersentuhan dengan manusia itu ialah yang khusus, tidaklah manusia yang berindra itu bertemu dengan yang umum.Manusia mengetahui pengetahuan umum ini juga melalui indranya, jadi melalui persentuhan dengan yang khusus, satu persatu.Persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya itulah yang disebut kebenaran.Kebenaran ialah, penyesuaian antara tahu dengan obyeknya.
Keyakinan adalah sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri.Percaya ialah menerima kebenaran demi kewibawaan.
TINGKATAN PENGETAHUAN
Pengetahuan biasa,.Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk hidupnya sehari-hari di namai pengetahuan biasa.
Ilmu. Kalau pengetahuan yang disebut ilmu itu menghasilkan guna bagi yang tahu itu atau bagi umat manusia pada umumnya, syukurlah, tetapi tujuannya pertama ialah tahu yang mendalam, sedapat mugkin tahu benar, apa sebabnya demikian dan mengapa harus demikian.
Sifat ilmiah
a.      oleh karena ilmu itu dalam dasarnya memang sama dengan pengetahuan, maka ada obyeknya pula.  Tujuan ilmu yang utama ialah untuk mencapai kebenaran.  Itulah sebenarnya maka juga dikatakan, bahwa ilmu berobyektivitas.
b.     Cara untuk mencari kebenaran dalam ilmu ini disebut metodos, dari kata yunani ‘ hodos’: cara, jalan. Sifat ilmu yang kedua, ilmu harus bermetodos.
c.      Ilmu sedapat mungkin haruslah universal. Susunan dari hal yang ada hubungannya satu sama lain dan merupakan keseluruhan ini disebut system.
Dengan demikian jika pengetahuan hendak disebut ilmu, maka haruslah : berobyektivitas, bermetodos, universal dan bersistem.
Cara kerja ilmiah
Descartes merumuskan pedoman penyelidikan supaya orang jangan tersesat dalam usahanya mencapai kebenaran sbb :
-        Janganlah sekali-kali menerima sesuatu sebagai kebenaran
-        Carilah jawabannya secukupnya
-        Aturlah pikiran dan pengetahuan kita demikian rupa
-        Buatlah pengumpulan fakta sebanyak-banyaknya
Tujuan penyelidikan ialah kebenaran.Demi keyakinan ahli ilmu bahwa mencari kebenaran ini tidak mudah, maka dengan tekun carilah metodos untuk tiap-tiap ilmu.
Tugas penyelidik.
-        Mengumpulkan sebanyak mungkin fakta.
-        Deskripsi fakta
-        Pemilihan atau klasifikasi
-        Analisa
-        Pengambilan keputusan dan perumusannya
Hipotesa bukti.Kesimpulannya itu merupakan yang disebut hipotesa atau teori.  Hipotesa ilmiah: mengutarakan jawab sementara  terhadap problema tadi
Hukum alam.Dari beberapa gejala alam, bagaimanapun banyaknya gejala itu, suatu keharusan karena tertentukan oleh alam itu sendiri.Hukum alam itu tidak memustahilkan adanya kejadian istimewa yang betentangan dengan hukum alam, menimbulkan kejadian luar biasa itu.
Bermacam-macam ilmu.Seorang filsuf jerman Willhelm Dilthey pembagian ilmu menjadi dua golongan : a. naturwissenschaften (ilmu alam) dan geisteswissenchaften (ilmu sosial).  Jadi ilmu alam ialah ilmu yang berobyek fakta alam dan ilmu sosial menyelidiki fenomena yang dalam terjadinya banyak-sedikitnya terpengaruhi oleh kehendak manusia.
Filsafat.Kita ketahui di atas bagaimana besar arti pengalaman, sehingga manusia seakan-akan dari jalan itu dapat mencapai yang umum.Karena pengalaman hanya menyentuh yang khusus belaka, yang umum itu justru di luar pengalaman, yang umum itu mengatasi pengalaman.
Pengetahuan supra ilmiah.pengetahuan ini tidak mengingkari atau merendahkan fenoma, itu pun diselidiki juga sebagai pangkal pengetahuan, hendak mencakup obyeknya itu lebih mendalam lagi, yang seumum-umumnya.
Definisi filsafat.Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
Sejarah nama filsafat.  Nama filsafat ini dari kata Yunani filosofia, kata-berangkai dari kata ‘filein’ yang berarti cinta dan ‘sofia’ yang berarti, kebijaksanaan.Jadi filsafat atau filosofia berarti cinta kepada kebijaksanaan.Karena kebijaksanaan ini berusaha mencari keterangan atau sebab yang sungguh pertama atau merupakan dasar segala sebab.
Setelah Aristoteles timbullah aliran-aliran lain dalam kalangan ahli pikir yang mencantumkan dalam pengertian kebijaksanaan ini tidak lagi hanya pengetahuan sejati, melainkan kebahagiaan atau sekurang-kurangnya ketenangan hidup.
Bagian filsafat.  Secara umum dapat dikatakan , bahwa yang ditelaah oleh filsafat ialah ada. Ini pun sesuai dengan obyek forma dari filsafat, sebab dasar semua hal yang ada ialah adanya itu, itulah titik pertemuannya dan itulah dasar yang sedalam-dalamnya.
Otologia, metaphysica generalis.Kalau ada itu sungguh ada, memang diakui keumumannya, tetapi dalam kesungguhan adalah yang bermacam-macam.  Filsafat yang boleh kami namai filsafat-ada-umum disebut dengan nama umum : ontologia (on – ada ).
Teologia naturalis, Theodicea.Pengamatan ini adalah ada khusus, satu per satu, berlainan dan berubah.Kalau sekiranya ada-mutlak itu diterima, maka muncullah penyelidikan tentang Tuhan melalui budi belaka, jadi ada filsafat tentang Tuhan.Namanya ialah theologia naturalis atau Theodicea.Teologis yang menerima kebenaran melalui wahyu, jadi melewati jalan adil-kodrati (supernaturalis).
Cosmologia.  Bagian filsafat mengenai alam;  namanya filsafat alam atau cosmologia.
Anthropologia, metaphysica.Bagi filsafat di antara segala yang ada di dunia ini yang paling penting adalah manusia, karena manusia itulah yang menyelidikinya.
Ikhtisar : seperti yang dikemukakan di atas obyek filsafat ialah ada, maka terdapatlah ada-umum da nada-khusus.

Ada :
-        Ada umum, ontologia, metaphysica generalis ada-mutlak. Fils. Ada mutlak (theologia naturalis, theodicea).
-        Ada khusus, ada td.mutlak :
a.      Fils. Alam (cosmologia)
b.     Fils. Manusia (anthropologia metaphysica)
c.      Fils. Tingkah laku (ethica)
d.     Fils. Budi logica : (major, minor)

ILMU, FILSAFAT DAN AGAMA
Filsafat dan ilmu.Kalau ada yang menjawab hidup dan alam taka ada artinya, tak bertujuan serta sebaliknya kalau ada pendapat bahwa ada nilai hidup pada umumnya, pun hidup manusia serta alam manusia yang hidup itu ada tujuannya pula, maka semuanya itu, apa merupakan jawab yang positif atau negative, bukanlah jawab ilmiah, melainkan filsafat.
Beda antara ilmu dan filsafat ternyata juga dari cara berpikir manusia. Fakta itu khusus, namun ilmu harus berkisar pada fakta.Adapun realitas yang dihadapi ilmu itu selalu khusus, satu per satu (Individual).Dalam kekhususannya itu realitas bermacam-macam.Filsafat itu lalu seumum-umumnya, juga tak membatasi diri dalam pengalaman atau data apapun juga.
Walaupun demikian antara ilmu dan filsafat ada juga hubungannya, sampai dimana dan bagaimana budi manusia itu dapat mencapai kebenaran itu.Sebaliknya filsafat pun memerlukan data dari ilmu.
Dalam sejarah memang ternyata adalah diadakan pemikiran tentang kesebaban ini dan pendapat misalnya : tak adalah sesungguhnya pengaruh suatu hal terhadap hal yang lain sehingga mempengaruhi adanya atau terjadinya.
Adapula yang berpendapat, bahwa ilmu boleh mengakui adanya hukum sebab akibat tetapi dalam arti: adalah sesuatu yang selalu mendahului hal lain (terjadi), yang boleh dikatakan selalu mendahului hal lain (terjadi), yang boleh dikatakan selalu berhubungan satu sama lain (S.Stebbing).
Benar-tidaknya pendapat tentang causalitas ini bukanlah sekarang bahan penyelidikan, mereka sendiri mengatakan bahwa kesebaban ini tidak dapat dialami,  jadi di atas pengalaman, maka penyelidikan ini adalah di dalam wilayah metafisika.
Filsafat dan agama.  Obyek forma filsafat ialah : mencari sebab yang sedalam-dalamnya.  Rumusan definisi ini ada baiknya, karena lalu tercantumkam sekaligus yang menjadi obyek formanya serta juga alat penerangan untuk menyoroti obyek forma itu.  Dari pada itu kami majukan sekarang bagaimana beda dan hubungan antara filsafat dengan agama.
Agama ialah keseluruhan pendapat tentang Tuhan, dunia, hidup dan mati, tingkah-laku serta baik-buruknya yang berlandaskan wahyu.Wahyu ialah penerangan Tuhan secara istimewa kepada manusia, entah secara langsung, entah secara tidak langsung (misalnya melalui wakil atau utusannya).
Agama ini pun diilmukan.Oleh karena filsafat menyelidiki segala sesuatunya, pertemuan bahan penyelidikan dengan teologia banyak juga.  Filsafat menyelidiki dan  mempunyai pendapat tentang Tuhan, semuanya itu dicapai melalui budi yang dimiliki demi kodratnya, maka pengetahuan filsafat tentang Tuhan dan lain-lainnya ini adalah pengetahuan kodrati.
Teologia itu otonom, dalam rumusan hasil penyelidikannya yang juga sama dengan pengetahuan manusia yang lain seperti ilmu dan filsafat.  Oleh karena filsafat itu menyelidiki segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, dapat saja agama yang terang ada itu difilsafatkan.  Dalam agama peniaian itu di dasarkan atas firman Tuhan yang telah diterima oleh agama tertentu itu: kalau melanggar perintah Tuhan itu tidak baik.
Oleh karena semua pengetahuan itu maksudnya hendak menuju kepada kebenaran, maka sebetulnya dalam prinsipnya takkan ada konflik antara ilmu, filsafat dan teologia.  Keselarasan dalam pengetahuan akan tercapai dan takkan ia menyinggung dan tersinggung, kalau ternyata bahwa masih ada bidang lain yang bukan miliknya.

PERSOALAN PENGETAHUAN
Adapun yang kami maksud dengan kebenaran ialah kebenaran logis, jadi artinya tidaklah lain daripada pengetahuan yang benar, kebenaran dalam pengertian itu menimlbulkan persoalan yang harus dijawab.
Soalnya.Faktanya ada dua macam pengetahuan. Ternyata dua pengetahuan ini sifatnya boleh dikatakan sama sekali bertentangan, sedangkan yang tahu itu satu (manusia) dan yang di ketahui (obyeknya) satu pula. 
Kuno (Yunani)
a.      Pada permulaan filsafat Yunani adalah usaha ahli pikir didaerah yang disebut tanah Yunani maupun rantaunya (kolone) yang mencoba mencari inti alam yang melingkungi mereka.  Yang menjadi keterangan sedalam-dalamnya bagi alam ialah gerak..
b.     Parmenides (540-475) dilahirkan di Elea, lain sekali pendapatnya.  Menurutnya pengetahuan yang benar hanyalah pengetahuan yang umum, yang di sebutnya pengetahuan budi.  Pertentangan antara Herakleitos dan Parmenides ini menjadi pertentangan dalam hal pengetahuan, yang hingga sekarang ini belum ada penyelesaiannya yang memuaskan semua pihak.  Permenides mencoba membuktikan, bahwa gerak itu sungguh tak ada.
c.      Yang mecoba tidak hanya mengakui adanya dua macam pengetahuan itu, tetapi juga menerangkan kebenarannya serta menerangkan mengapa ada pengetahuan.  Pengamatan ini memang amat penting bagi sokrates dan ini menjadi pegangan teguh bagi plato. Di akui benar olehnya bahwa manusia mempunyai pengetahuan yang dicapai dengan pengamatan.
d.     Lain lagi penyelesaian yang diberikan oleh murid Plato yang bernama Aristoteles yang pengaruhnya dalam bidang filsafat amat besar, dikatakan sampai sekarang ini juga.  Tundakan manusia untuk menanggalkan sifat yang menyebabkan serta mengambil yang sama ini di sebut pengabstrakan, hasilnya ialah pengetahuan yang abstrak.  Idea ini adalah sifat inti dari hal yang kongkrit.
Abad pertengahan.Setelah kekuasaan dari Yunani pindah ke kerajaan Romawi dan melalui orang Romawi kebudayaan Yunani boleh dikatakan menjadi milik Eropa.Baru pada abad sepuluh timbul pertanyaan apakah sebenarnya idea yang juga dinamai conceptus atau universale.Universal merupakan realitas sehingga harus di pandang semacam biji.
Terasa benar ketegangan dan ketidak pastian yang terdapat pada filsafat dan keterangan mereka terhadap ilmu tidak memuaskan, sedangkan kemajuan ilmu amat pesat.
a.      Maka inginlah seorang ahli pikir, Rene Descartes (1596-1650), untuk merintis jalan guna mencapai kepastian dalam pengetahuan pada umumnya.
b.     Kesimpulan mereka : hanya pengalaman (empiri) sajalah satu-satunya sumber pengetahuan aliran ini di sebut empirisme. Salah seorang ahli pikir inggris, David Hume mengemukakan pendapat seluruh pengetahuan itu menurutnya tak lain dari pada jumlah pengalaman kita.  Begitu pula pengertian lainnya yang tetap dan umum itu semuanya ada halnya. Menurut Hume pengetahuan budi tak dapat diterima persesuaiannya dengan obyeknya.
c.      Seorang ahli pikir bangsa Jerman Immanuel Kant, mencoba mengadakan penyelidikan sampai dimana kebenaran pengetahuan kita itu serta bagaimana cara kita mempunyai pengetahuan yang sifatnya bertentangan satu sama lain itu? Penyelidikan itu ditulisnya dalam bukunya yang amat mashyur bernama, Kritik der reinen Vernunft’.  Maka dalam penyelidikannya di utarakan oleh Kant manusia memang dala, persentuhan dengan indranya terhadap obyek hanya menerima gejala yang tidak teratur.
Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan, pengolahan dari manusia merupakan pembentukannya.

Dewasa ini.  Beberapa aliran yang terkenal serta berpengaruh dalam filsafat dewasa ini .
a.      Idealisme yang berkembang di Jerman terutama diutarakan oleh filsuf J.G.Fichte (1762-1814) mengatakan bahwa sebenarnya yang ada itu subyek yang berpikir itu.  Obyek itu ada hanya karena dipikirkan. Memang idealism dalam arti ini di Jerman amat subur, pada arti umum  lalu bermaksud hendak menerangkan yang khusus dari yang umum yang disebut mereka idea itu.
F.W.J. Schelling (1775-1854) berpendapat bahwa sesungguhnya yang ada ialah aku yang berpikir itu, tetapi sebaliknya obyeknya itu juga bukan pertentangan semata-mata dari subyek.
G.W.F. Hegel (770-1831) lain idealismenya. Ia hanya mengakui idea, itu ada. Idea dan ada itu sama.Perkembangan ada atau idea inilah yang merupakan dunia seluruhnya dengan manusianya serta negaranya dan dengan sejarahnya pula.
Perkembangan idea itu menurut aturan (hukum, yang dinamai dialektika).
b.     Walaupun agak lain jalan pikirannya, akan tetapi asal mulanya sebenarnya sama, ialah pendapat positivism, yang dipelopori oleh A. Comte (1798-1857).
c.      Pendekatan pandangan alam secara positif ini amat dekat kepada pandangan yang memang timbul kemudian yang biasanya disebut materialisme. Teranglah disini, bahwa kalau ada kebenaran, maka itu hanya tercapai oleh pengetahuan indra.
d.     Masa sesudah Kant ini belumlah memberi penyelesaian terhadap soal hebat mengenai pengetahuan – amat bertentangan juga.  Idealisme mengingkari adanya realitas alam, materialism hanya menerima realitas alam, alam itu satu-satunya realitas.
Maka dari pada itu tidak heranlah, bahwa lambat laun timbullah aliran yang menamai dirinya realism kritis, artinya mengakui realitas sepenuhnya, baik umum maupun khusus.
Menurut Bergson adalah dua aspek hidup pada manusia.  Keinginan dan pendorong hidup disebut ‘elan vital’ .disini menurut Husserl ada kerja sama antara subyek dan obyek daripada itu dalam pengenalan ada factor subyektif juga.
e.      Memang pengetahuan manusia yang disebut pengetahuan-indra yang bersifat khusus itu benar,  adapun putusan itu hanya boleh disebut benar, karena mengenai aspek dari obyeknya: benarlah kalau aspek yang dikemukakan oleh dan dalam putusan itu sesuai dengan realitasnya (memang terdapat pada obyeknya). Tidak berarti bahwa ada persesuaian dengan aspek obyeknya yang diketahuinya.
Dalam tiap pengenalan, demikianlah kami cenderung mengatakan, adalah kerjasama yang bersamaan waktunya juga antara kemampuan-kemampuan manusia yang dimilikinya.Jika pada permulaan buku ini kami majukan hal abstraksi, ini memang merupakan kelemahan dan kekuatan manusia sekaligus.Ternyatalah bahwa aspek umum dari realitas itu amat berguna bagi manusia.  Dalam hal ini kami tidak mau mengatakan, bahwa kebenaran itu hanya terdapat  pada kegunaannya saja sebagai dimajukan oleh kaum penganut pragmatism, seperti misalnya William James (1842-1910) dan kemudian John Dawey (1859-1952) yang mengajun ukuran kebenaran bukan lagi persesuaian pengetahuan dengan obyeknya, melainkan kegunaan dari hasil tahu itu.
Bagi kami haruslah manusia selalu berusaha mencapai kebenaran, itu tujuan tahu entah rahu ini berupa pengetahuan biasa, entah disebut ilmu entah disebut filsafat.

oleh: Violita Magdalena Nangoy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar