Rabu, 09 Desember 2015

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI SECARA UMUM



MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI SECARA UMUM
A. Pendahuluan
Keragamanhayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi. Keragaman hayati mencakup keragaman habitat, keragaman spesies (jenis) dan keragaman genetik (variasi sifat dalam spesies).
Masyarakat dimanapun berada merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai organisme lain yang ada pada habitat tersebut dan membentuk suatu sistem ekologi dengan ciri saling tergantung satu sama lain. Masyarakat secara alamiah telah mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh kehidupan dari keragaman hayati yang ada di lingkungannya baik yang hidup secara liar maupun budidaya. Misalnya masyarakat pemburu memanfaatkan ribuan jenis hewan dan tumbuhan untuk makanan, obat-obatan dan tempat berteduh. Masyarakat petani, peternak dan nelayan mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk memanfaatkan keragaman hayati di darat, sungai, danau dan laut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup mulai dari makanan, pakaian, perumahan sampai obat-obatan. Masyarakat industri memanfaatkan keragaman hayati untuk menghasilkan berbagai produk industri seperti tekstil, industri makanan, kertas, obat-obatan, pestisida, kosmetik. Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana keragaman hayati sangat erat hubungannya dengan masyarakat tanpa memandang tingkatan penguasaan teknologi, status sosial ekonomi maupun budaya. Dengan demikian, keragaman hayati adalah tulang punggung kehidupan, baik dari segi ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya.
Provinsi Banten adalah provinsi termuda yang ada di pulau Jawa. Provinsi ini berdiri berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Banten, luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.018,64 km2 yang terdiri dari 4 kabupaten, 4 kota, 154 kecamatan, 1054 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 9.602.445 jiwa. Secara geografis, Provinsi Banten terletak diantara 507’50’’-701’1’’ LS dan 10501’11’’-10607’12’’ BT.
Keanekaragaman hayati Banten adalah salah satu sumber daya yang penting bagi pembangunan nasional. Sifatnya yang mampu memperbaiki diri merupakan keunggulan utama untuk dapat di manfaatkan secara berkelanjutan. Sejumlah besar sektor perekonomian daerah  tergantung secara langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami dan fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Konservasi keanekaragaman hayati, dengan demikian sangat penting dan menentukan bagi keberlanjutan sektor-sektor seperti kehutanan, pertanian, dan perikanan, kesehatan, ilmu pengetahuan, industri dan kepariwisataan, serta sektor-sektor lain yang terkait dengan sektor tersebut.
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati di Banten
1.     Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
              Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.
            Contoh yang berada di Banten yaitu kawasan hutan Konservasi yaitu Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional, perubahan tersebut meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli. Sedangkan hutan konservasi lainnya adalah Cagar Alam sebagai penyedia air baku (Rawa Danau), Taman Wisata Alam, Taman Wisata Alam Perairan Laut serta kawasan konservasi khusus Baduy (kawasan hak ulayat).
2.     Manfaat Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Banten maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang mengandung protein.
Di Banten, Lokasi kawasan hutan produksi tersebar di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Lebak, meliputi kecamatan Banjarsari, Cileles, Gunung Kencana, Bojong Manik, Cikulur dan Cimarga); Kabupaten Pandeglang, meliputi Cikeusik, Munjul, Cibaliung, Mandalawangi, Labuan dan Cimanggu; serta Kabupaten Serang yang meliputi Kecamatan Mancak dan Ciomas. Kawasan hutan  produksi di Provinsi Banten terbagi kedalam beberapa kelas perusahaan yaitu kelas perusahaan Jati 34.759,15 Ha, kelas perusahaan Mahoni 14.844,44 Ha, dan kelas perusahaan Acacia mangium 22.179,19 Ha. Dengan memanfaatkan produksi hutan tersebut, masyarakat Banten dapat memenuhi kebutuhannya,
3.     Manfaat dalam Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain:
a.     Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.
b.     Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.
Di Banten, tipe hutan hujan ini hampir menutupi sebagian besar Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang dan Gunung Honje. Hutan hujan di tandai dengan banyaknya palma dari berbagai spesies terutama Arenga obtusifolia (langkap) yang sering dijumpai dalam tegakan murni di daerah yang letaknya rendah. Spesies Palem yang lain adalah Oncosperma filamentosa (nibung), Arenga pinnata (aren), Cayota mitis (sayar), Areca catechu (jambe), Areca pumida (bingbin), Corypha gebanga (gebang), Licualia spinosa (kaman), calamus spp. dan Daemonorops spp. (rotan). Selain itu terdapat spesies Lagerstroemia flos-reginae (bungur), Ficus spp. (kiara), Diospyros macrophylla (kicalung), Vitex pubescens (laban), Antocephalus chinensis (hanja) dan Planconia valida.
              Di daerah yang relatif terbuka seperti di dataran tinggi Telanca mempunyai sedikit pohon besar tetapi rapat oleh semak dan tumbuhan sekunder seperti Achasma spp. (tepus), Nicolaia spp. (honje), Donax cannaeformis (bangban), dan Lantana camara (cente) yang bercampur dengan berbagai jenis rotan dan kadang-kadang terdapat Eugenis polyantha (salam) dan Leea spp. (sulangkar) serta beraneka ragam spesies liana misalnya Cayratia geniculata (areuy kibarela), Ziziphus tupula (Areuy jinjing kulit), Uncaira sp. (Areuy kolebahe) dan Embelia javanica (Areuy kecembeng). Gunung payung mempunyai hutan primer yang rimbun dan lebih mencirikan vegetasi pegunungan, dengan pohon Dillenia excelsa (kisegel), Pentaca polyanatha (sigeung), Vitex pubescens (laban) dan lain-lain.
4.     Manfaat Farmasi/ Obat-obatan dan Kosmetik
            Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain pengobatan tradisional, pengobatan modernpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan.  Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman;  beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat. Begitu pula di Indonesia khususnya Banten, terdapat banyak tanaman yang dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya pengobatan tradisional. Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat misalnya jamu tradisional yang banyak menggunakan tumbuhan dari genus Curcuma (temu temuan). Potensi keanekaragaman hayati sebagia kosmetik telah lama dikenal, contohnya penggunaan bunga bungaan seperti cendana, kenanga, mawar, melati untuk wewangian, kemuning sebagai salah satu bahan untuk membuat lulur yang berkhasiat menghaluskan kulit.
5.     Manfaat Industri
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.
6.     Manfaat dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Masih banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik dari sumber daya hayati yang terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi.  Daerah alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi seperti ini, sebagai perbandingan terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi.  Habitat yang tidak dialih fungsikan seringkali penting untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan kontrol yang diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem pelelolaan yang berbeda dapat diukur dan dilakukan.
7.     Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
            Dalam upacara ritual keagamaan atau adat banyak digunakan keanekaragaman hayati, contohnya umat Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada setiap hari raya Qurban, umat Kristen menggunakan pohon cemara setiap natal.
Masyarakat Banten ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyarakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.
C.     Kesimpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya. Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Selain fungsi ekonomi seperti tersebut diatas, keanekeragaman hayati mempunyai fungsi sosial dan ekologis. Fungsi sosial keanekaragaman hayati adalah memberikan kesempatan atau lapangan kerja, bagian dari elemen spiritual masyarakat yang membentuk budaya setempat, serta membentuk jati diri masyarakat. Nilai spiritual dan aspirasi dari fungsi sosial ini juga mempengaruhi atau meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat.
Fungsi, jasa dan produk komponen keanekaragaman hayati diatas, serta besarnya nilai ekonomi yang dihasilkan tidak akan dapat diperoleh secara lestari jika sumber dayanya sendiri tidak dikelola secara lestari. Dari gambaran di atas, dapat di ketahui bahwa keanekaragaman hayati berperan sangat penting dan vital untuk menjamin kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Mulai dari mutu udara, mutu air, mutu tanah, dan mutu lingkungan secara keseluruhan, hingga untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, semuanya tergantung secara langsung maupun tak langsung pada keanekaragaman hayati.
Perubahan ekologis, sosial, ekonomi dan budaya akan terjadi bila dalam perjalanan sejarah keragaman hayati terancam dan berubah menjadi keseragaman hayati. Teknologi yang berkembang yang diilhami oleh keragaman hayati hendaknya digunakan semaksimal mungkin untuk melestarikan keragaman hayati itu sendiri, bukan sebaliknya menghancurkan keragaman hayati. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Shiva, V. 1994. Keragaman Hayati : Dari bioimperialisme ke biodemokrasi. PT. Gramedia
Sumber dari internet:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar