Sabtu, 12 Desember 2015

Aliran realisme serta pengaruhnya dalam dunia pendidikan



FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup untuk menentukan arah dan tujuan proses pendidikan.dalam membahas filsafat akan banyak di jumpai berbagai aliran, yang mana saling ada keterkaitan dan ada pula yang saling bertentangan, meskipun demikian semuanya bukanlah untuk dipertentangkan justru dengan banyaknya aliran atau paham yang sudah diperkenalkan oleh tokoh-tokoh filsafat, kita dapat memilih cara yang pas dengan persoalan yang sedang kita hadapi.

Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya.
Antara aliran atau paham yang satu dengan yang lainnya dapat saling mendukung. Seperti penyelesaian masalah yang sederhana misalnya, kita bisa menggunakan logika klasik, untuk menggali ilmu-ilmu yang ada di alam, kita dapat menggunakan cara empirisme, untuk membantu pemahaman bisa menggunakan paham rasionalisme, dan untuk persoalan yang kompleks kita dapat menggunakan teorinya idealisme (dialektika).
Tujuan dari penulisan artikel ini sendiri, selain memenuhi kewajiban membuat tugas,juga merupakan untuk mengetahui serta memahami tentang aliran realisme dalam filsafat pendidikan. Dan juga mengetahui implikasi aliran ini ke dalam dunia pendidikan serta mencoba menuangkan informasi yang didapat ke dalam sebuah tulisan.

Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk kita kenal dengan mempergunakan intelegensi. Objek indra adalah real, yaitu benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Menurut realisme hakikat kebenaran itu barada pada kenyataan alam ini, bukan pada ide atau jiwa.
Zat merupakan dasar segala benda, yang disebut aristoteles asas potensial karena zat itu bisa menjadi apa saja. Zat dan bentuk harus dipisahkan. Akan tetapi dalam dunia ini keduanya tidak dapat dipisahkan. Menurtunya dunia bukanlah yang samar tetapi nyata dan kita alami.

           Adapun konsep dasar pada aliran realisme ,Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah  kenyataan fisik (materialisme); kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari berbagai  kenyataan (pluralisme), Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir, Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan  memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.

Dunia ibaratakan seperti mesin yang tidak terjadi secara kebetulan, akan tetapi sengaja dibuat. manusialah yang merupaka pengamatnya. Apabila pengamatannya berguna, bernilai dan bertjuan maka dapat dikatakan sebagai ilmuan. Dan kerteraturan dapat dilihat, adanya perubahan kimiawi dan dapat di ungkapkan dengan tegas maka dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan telah dapat menyingkapkan suatu penemuan ilmu yang baru. Dalam masalah manusia adanya hukum berlaku, dalm maslah etika adanya hukum moral dan naturalism masih merupakan kandungan dari realisme
Lebih lanjut pandangan aliran realisme sebagai berikut :
a.      Objek (dunia) luar ini adalh nyata pada sendirinya dan untuk adanya itu tidak tergantung dari macam jiwa apapun.
b.     Benda atau sesuatu hal adalah berbeda dengan jiwa yang mengetahuinya. Jadi ada perbedaan antara benda yang sesungguhnya dengan benda yang nampak dihadapan munusia.
c.      Benda yang sesungguhnya baru dapat diketahui dengan cara-cara langsung atau tidak langsung melalui penelitian.
d.     Ide mengetahui sesuatu benda atau hal, baru dapat merupakan kenyataan yang sesungguhnya, bila ide tersebut merupakan pengetahuan yang tepat.
e.      Bahwa pengetahuan mengenai sesuatu dan kenyataan mengenai sesuatu itu hasil pertemuan antara jiwa dan benda.
Dalam realisme ada dua macam yang berkembang yaitu New Realisme dan Realisme Kritik. New Realisme berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui sesuatu sabagaimana ia Nampak oleh indera- indera, jadi pengalaman merupakan factor yang penting. Sedangkan Realisme Kritik berpendapat bila suatu sesuatu itu dapat diketahui dengan cepat dan betul sebagaimana adanya, mengapa masih dapat timbul kesimpangsiuran, ilusi dari kenyataan. Untuk itu diajukan pendapat, bahwa untuk mengetahui kenyataan, setidaknya di dunia ini ada dua entitas, yaitu benda-benda materil dan keadaan jiwa atau ide. Cara kerja entitas ada tiga bagian meliputi :

·       Orang mengetahui
·       Objek yang menjadi sasaran untuk diketahui
·       Data indera sebagai dasar penyimpulan.
Dalam  sumber lain disebutkan bahwa realisme ada dua golongan utama, yaitu realism alam dan realism rasional. Realisme alam menolak adanya dunia spiritual dan mengatakan bahwa keberadaan dunia spiritual itu tidak dapat dibuktikan, sehingga hal itu secara filosofis menjadi tidak penting.

Menurut realisme kemampuan dasar dalam proses kependidikan yang dialami lebih ditentukan perkembangannya oleh pendidikan atau lingkungan sekitar, karena empiris (pengalaman) pada hakikatnya yang membentuk manusia. Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan harus universal, seragam, dimulai sejak pendidikan yang paling rendah, dan merupakan suatu kewajiban. Pada tingkat pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama. Pembawaan dan sifat manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi, dan proses pendidikan harus seragam. Namun, manusia tetap berbeda dalam derajatnya, di mana ia dapat mencapainya. Oleh karena itu, pada tingkatan pendidikan yang paling tinggi tidak boleh hanya ada satu jenis pendidikan, melainkan harus beraneka ragam jenis pendidikan. Inisiatif dalam pendidikan terletak pada pendidik bukan pada peserta didik.
Materi atau bahan pelajaran yang baik adalah bahan pelajaran yang memberi kepuasan pada minat dan kebutuhan pada peserta didik. Namun, yang paling penting bagi pendidik adalah bagaimana memilih bahan pelajaran yang benar, bukan memberikan kepuasan terhadap minat dan kebutuhan pada peserta didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa hanyalah merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, atau merupakan strategi mengajar yang bermanfaat.

Pandangan realita terhadap tugas pengembangan kepribadian manusia adalah dipikul orang tua dan para guru pada tiap periode berlangsung, yaitu anak didik harus semakin bertambah kegiatan belajanya untuk mengahayati kehidupan dari kelompoknya serta mau menerima tanggung jawab yang wajar dalam kaitannya dengan kehidupan tersebut. Kaum realis menyatakan kebudayaan adalah tugas besar pertama dari pendidikan.
Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realisme adalah sebagai berikut: (1)
a.      Tujuan: penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial;.
b.      Kurikulum: komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pentahuan umum dan pengetahuan praktis
c.      Metode: Belajar tergantung pada pengalaman baik langsung atau tidak langsung. Metodenya harus logis dan psikologis. Metode pontiditioning (Stimulua-Respon) adalah metode pokok yang digunakan.
d.       Peran peserta didik adalah menguasai pengetahuan yang handal dapat dipercaya. Dalam hal disiplin,  peraturan yang baik adalah esensial dalam belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik
e.      Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi peserta didik.

prinsip-prinsip yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
a.      tujuan program pendidikan PLS terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup bermasyaraka
b.       kurikulum komprehensif yang  berisi semua pengetahuan yang berguna dalam penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur-unsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
c.      semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap dan berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidik
d.      Dalam hubungannnya dengan pengajaran, peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga mampu mengikuti perkembangan Iptek. Dalam hubungannya dengan disiplin, tata cara yang baik sangat penting dalam belajar. Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada suatu pedoman. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebaikkan. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan,  keterampilan teknik-teknik pendidikan dengan kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang dibebankan kepadanya.





DAFTAR PUSTAKA
http://kopite-geografi.blogspot.com/2013/05/aliran-idealisme-dan-realisme-serta.html
Amri, amsal. 2009. Studi filsafat pendidikan. Banda aceh: yayasan pena
Mudyaharjo, redja. 2006. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT. Raja grapindo persada.
Suhartono, suparlan. 2005. Sejarah pemikiran dan filsafatmodern. Yogyakarta: ar-ruzzi
Achmadi, asmoro. 2003. Filsafat umum. Jakarta: PT. Raja grapindo persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar