BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Matematika sangat
penting bagi siswa cerdas dan berbakat istimewa dalam abad otomatisasi dan
teknologi ini. Banya kompetensi matematika yang di butuhkan dalam dunia kerja
atau pun industri saat ini seperti kompetensi daya nalar, berfikir kreatif,
pemecahan masalah, berlogika atau kompetensi-kompetensi matematika lainnya yang sudah diaplikasikan
dalam dunia komputer.
siswa cerdas istimewa
dengan bakat dan potensi yang di atas rata-rata siswa dengan kecerdasan
rata-rata diharapkan mampu mengembangkan semua kompetensi matematikanya untuk
selanjutnya dapat mengaplikasikan dalam berbagai disiplin ilmu menurut (yanuar:59)
Pentingnya kurikulum
dalam pengoptimalisasi potensi siswa cerdas istimewa dapat disikapi dengan
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kecerdasan
siswa. Dalam mengembangkan kurikulum mata pelajaran matematika bagi siswa
cerdas istimewa diperlukan kajian yang mendalam tentang karakteristik siswa cerdas
istimewa itu sendiri. Hal ini dilakukan agar kurikulum yang dirancang
benar-benar dapat
Proses pembelajaran
akselerasi merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri
individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang
belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari tekanan (presure)
Selama ini proses
belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang
diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan
membosanka. Dalam kondisi ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam
kepala siswa yang berlaku pasif yang dikenal dengan istilah”pour and snoor”.
Materi yang diajarkan
hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk
berpikir dan memberi respons terhadap pengetahuan yang ditransfer.
Kadang-kadang aktivitas belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa
cenderung menjadi tertekan. Aktivitas belajar terpisah ini, jelas tidak akan
membuat pembelajaran (learning) dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.mengakomodir
potensi matematika siswa. Menurut (sandra L:1998) “An effective curriculum for students who are gifted is essentially a
basic curriculum that has been modified to meet their needs, the unique
characteristic of the students must serve as the basis for decisions on how the
curriculum shaoul be modified”.
Program akselerasi
pelajaran adalah percepatan pelajaran bagi peserta didik yang cerdas. Yang
melampaui usianya dan harus dikembangkan di indonesia. Misalnya seharusnya
seorang peserta didik mendapatkan pelajaran di usia yang lebih tua tetapi
dengan kecerdasannya yang melalui ujian tertentu dan proses pendidikan
akselerasi di anggap mampu menyelesaikan pelajaran yang harusnya diberikan pada
anak beberapa tahun lebih tua dari padanya.
The term “traditional
learner” describes a student suited to learn within the boundaries of a physicl
class room using a predefined curriculum (tomas:tracy,1995)
1.2 PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diuraikan maka dapat di simplkanrumusan masalah sebagai berikut:
1.
Yang di maksud akselerasi pembelajaran?
2.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar kelas akselerasi?
3.
permasalahan apa saja yang akan di
timbulkan bagi siswa secara sosial?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mengetahui dampak yang akan di
timbulkan bagi siswa
2.
Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi belajar siswa
3.
Untuk mengetahui permasalahan yang akan
terjadi terhadap siswa
1.4 METODE
PENULISAN
Makalah ini menggunakan
metode studi literature, dimana penulis menggunakan referensi berupa buku
analisis teori dan praktik serta pengaruhnya terhadap mekanisme pembelajaran
dalam kelas akselerasi, jurnal ANALISIS UNDERCHEIVER PADA SISWA AKSELERASI, jurnal
pengembangan kurikulum mata pelajaran matematika untuk cerdas istimewa dan jurnal
application of accelerated learning in teaching environmental control system in
qassim univercity
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Akselerasi Pembelajaran
pengertian
akselerasi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) berrati:
(1) percepatan,
(2) peningkatan
kecepatan,
(3) laju
perubahan kecepatan.
sedangkan
menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2004:186) akselerasi berati memberi kesempatan
kepada siswa yang bersangkutan untuk naik ke tingkat kelas berikutnya lebih
cepat satu atau dua sekaligus. Hal ini tentu saja tidak dapat dipenuhi bagi
semua siswa yang belajar dan bagi yang mampu merupakan suatu kesempatan untuk
mempercepat studinya di sekolah tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu
studinya.
Menurut
mimin haryati (2006:95) akselerasi berati percepatan belajar sebagai implikasi
dari sistem belajar tuntas (master
learning) juga
menunjukkan adanya siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan jauh lebih cepat dan mempunyai nilai yang amat
baik, siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa ini memiliki karakteristik
khusus yaiyu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan
percepatan kompetensi yang telah di tetapkan, misalnya program remedial dan
pengayaan dapat mengganggu optimalisasi belajarnya.
Dengan
menghadapi peserta didik yang demikian, seorang guru memberikan pelayanan yang
terbaik yang seharusnya diberikan yaitu program akselerasi (percepatan
belajar), peserta didik menyelesaikan pencapaian kompetensi dasar yang
ditentukan dengan kecepatan luar biasa yang didukung dengan nilai > 95 ,
maka sebaiknya tidak perlu diberikan pengayaan tetapi langsung mempelajarai
kompetensi dasar selanjutnya.
Dari
beberapa pengertian tentang akselerasi diatas, maka dapat penulis simpulkan
bahwa kelas akselerasi adalah kelas yang diperuntukkan bagi siswa yang
belajarnya dipercepat sesuai dengan tingkat pemahaman materi sehingga ia dapat
menempuh waktu studinya lebih cepat dari waktu yang ditentukan pada kelas
biasa.
Sekalipun
mereka mempunyai loncatan perkembangan kognitif dan motorik kasar, tetapi
mereka dapat tertinggal soal kematangan perkembangan, baik fisik, emosi,
motorik halus, adapts, sosial, bahasa, dan bicara. Ini yang menyebabkan
ketidaksiapan menerima pembelajaran. Bisa juga karena membutuhkan pendekatan
khusus, mereka sulit berprestasi di kelas konvensional atau klasikal.
2.2
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa
terdapat
enam faktor yang menyebabkan anak menjadi underachiever, dimana tiga faktor
termasuk ke dalam karakteristik kpribadian dan tiga faktor lainnya merupakan
kondisi lingkunganmenurut (zainul:munandar,2009). adapun menurut rimm tiga
faktor yang menyebabkan siswa menjadi underachiever yaitu:a) faktor sekolah b)
faktor rumah dan c) faktor-faktor lainnya seperti faktor kepribadian dan adanya
faktor gangguan belajar.
Sebelum
seorang peserta didik dapat mencapai tujuan belajar, dalam pencapaian itu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut (Siameto:2003) faktor yang
berpengaruh pada proses belajae siswa di bagi menjadi 2, yaitu:
1. Faktor
internal (faktor jasmani) terdiri dari:
A. Faktor
kesehatan
Sehat berati dalam
keadaan baik segenap badan. Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang sedang tidak baik. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
maka seseorang tersebut haruslah mengusahakan kesehatannya supaya tetap terjamin.
B. Cacat
tubuh
Cacat tubuh adalah
suatu faktor fisik yang kurang sempurna keadaannya. Keadaan ini mempengaruhi
proses belajar.
C. Faktor
psikologis
Faktor ini lebih
bersifat kejiwaan pada seseorang yang sedang melakukan belajar, di antaranya:
a. Intelegensi
b. Perhatian
c. Minat
d. Bakat
e. Motivasi
f. Kesiapan
D. Faktor
kelelahan
Kelelahan sangat
mempengaruhi proses belajar, karena hal ini
dapat berdampak pada konsentrasi individu tersebut sehingga perlu
diusahakan kondisi yang sehat.
2. Faktor
eksternal terdiri dari:
A. Fsktor
keluarga
Cara orang tua mendidik
anak di lingkungan keluarga akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa,
selain itu hubungan antara anak denga orang tua, serta kondisi maupun suasana
rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga tersebut.
B. Faktor
sekolah
Faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar siswa diantaranya metode belajar, kurikulum, hubungan guru
dengan siswa, disiplin sekolah, standar pembelajaran, keadaan gedung, dan tugas
rumah.
C. Faktor
masyarakat
Yang temasuk faktor
masyarakar yang sangat mempengaruhi belajar siswa, di antaranya:
a. Kediatan
siswa di masyarakat
b. Media
masyarakat
c. Teman
bergaul
d. Bentuk
kehidupan masyarakat
2.3 Permasalahan
Kelas Akselerasi
program kelas
akselerasi yang di berlakukan sejak 2004 masih ada kekurangannya terutama
berkaitan dengan masalah sosial siswa. Memang secara kognitif siswa akselerasi
bagus, tetapi karena kesibukannya yang luar biasa akhirnya porsi kehidupan
sosial ini berkurang. Berbagi pengalaman sosial sebaya tidak dialami oleh siswa
kelas akselerasi, mengingat porsi pembelajaran siswa akselerasi lebih banyak
dibandingkan dengan siswa rwguler.
Selain itu, dari sisi
internal, kelas akselerasi lebih terlihat ekslusif dan dan membuat siswanya
merasa lebih dibandingkan dengan siswa reguler sehingga membuat kelompok-kelompok
dalam sekolah. Persoalan lain ada beberapa siswa yang masuk kelas akselerasi
bukan karena keinginannya melainkan di suruh orangtuanya sehingga proses
belajar tidak bisa maksimal dan tentu juga berdampak terhadap hasilnya.
Untuk mengatasi
berbagai persoalan tersebut, sekolah akselerasi membuat berbagi program seperti
ekstrakulikuler yaitu “live in”, kemah sosial, karya wisata, dan lomba-lomba
antar kelas. Ia mengharapkan, program itu membuat siswa akselerasi lebih
mengenal dan membaur dengan siswa reguler, bahkan dapat mengembangkan
solidaritas sehingga tidak timbul kelompok-kelompok di dalam sekolah. Program
kelas akselerasi memang masih sedikit peminatnya. Mungkin karena memang minat
siswa yang kurang atau karena persyaratan yang cukup sulit.
Di sekolah akselerasi,
siswa yang ingin memasuki kelas akselerasi harus lulus tes akademis dan
psikologi, nilai rapot kelas VII hingga IX nilai rata-ratanya harus 8.
2.4 Masalah-Masalah
Belajar
menurut A. Suhaenah
Suparmo (dalam rose dkk-2002) masalah belajar terdapat baik di sekolah
perguruan tinggi maupun masyarakat. Ada tiga katagori besar sumber masalah
yaitu: masalah yang berasal dari diri si pelajar sendiri, berupa kurang mampu
secara berkonsentrasi dan mengatur waktu, masalah yang berasal dari pihak
dosen/fasilitator, seperti kurang mampu menguasai materi, melaksanakan variasi
setrategi mengajar, evaluasi dan manfaatkan sumber-sumber belajar.
Masalah yang berasal
dari lingkungan baik bersifat fisik, sosial, ekonomi, dan kelembagaan.
Keterbatasan fasilitas laboratorium, buku-buku perpustakaan kenyamana ruangan,
polusi suara adalah contoh dari jenis masalah fisik ketidaktegasan peraturan
dicontohkan oleh layanan sumber-sumber belajar yang tidak maksimal. Beratnya
beban biaya kuliah merupakan contoh masalah bersifat ekonomi.
Khusus untuk masalah
yang ada di dalam masyarakat, kesulitan memperoleh akses kepada sumber belajar,
disebabkan oleh faktor grafis, keterpencilan dan keengganan pimpinan lingkungan
untuk menyadari masalah yang ada di wilayah tanggung jawab. Faktor ekonomi
merupakan sumber masalah yang sangat menonjol
disaat krisis, baik bagi masyarakat di kota maupun bagi masyarakat di
pedesaan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dapat di simpulkan
bahwa penyebab underachievr pada siswa akselerasi berasal dari faktor internal
maupun eksternal. kebanyakan siswa mengikuti kelas akselerasi bukan karena
keinginan sendiri melainkan dorongan dari orang tua mereka.
B. SARAN
Penulis
diharapkan melakukan uji coba kurikulum yang dikembangkan untuk mengetahui
keefektifan dalam proses belajar mengajar matematika di kelas akselerasi.
Disamping itu penulis juga diharapkan mampu mengembangkan kurikulum matematika
berdiferensisasi yang lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Utami munandar, SC
(2009).pengembangan kreativitas anak
berbakat.jakarta: rineka cita
Desmita,2006.psikologi perkembangan.bandung: PT
remaja rosdakarya
Sofan amri,2011.pembelajaran akselerasi.jakarta:PT.prestasi
pustakaraya
Tracy and
rose,”accelerated learning techniques”.nightingale conant corporation, (1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar