Senin, 30 November 2015

PERMASALAHAN PSIKOLOGIS SISWA DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Matematika sangat penting bagi siswa cerdas dan berbakat istimewa dalam abad otomatisasi dan teknologi ini. Banya kompetensi matematika yang di butuhkan dalam dunia kerja atau pun industri saat ini seperti kompetensi daya nalar, berfikir kreatif, pemecahan masalah, berlogika atau kompetensi-kompetensi  matematika lainnya yang sudah diaplikasikan dalam dunia komputer.
siswa cerdas istimewa dengan bakat dan potensi yang di atas rata-rata siswa dengan kecerdasan rata-rata diharapkan mampu mengembangkan semua kompetensi matematikanya untuk selanjutnya dapat mengaplikasikan dalam berbagai disiplin ilmu menurut (yanuar:59)
Pentingnya kurikulum dalam pengoptimalisasi potensi siswa cerdas istimewa dapat disikapi dengan mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kecerdasan siswa. Dalam mengembangkan kurikulum mata pelajaran matematika bagi siswa cerdas istimewa diperlukan kajian yang mendalam tentang karakteristik siswa cerdas istimewa itu sendiri. Hal ini dilakukan agar kurikulum yang dirancang benar-benar dapat
Proses pembelajaran akselerasi merupakan suatu proses internalisasi pengetahuan dalam diri individu. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang belajar berada dalam keadaan positif dan bebas dari tekanan (presure)
Selama ini proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan membosanka. Dalam kondisi ini guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam kepala siswa yang berlaku pasif yang dikenal dengan istilah”pour and snoor”.
Materi yang diajarkan hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berpikir dan memberi respons terhadap pengetahuan yang ditransfer. Kadang-kadang aktivitas belajar disertai dengan ancaman yang membuat siswa cenderung menjadi tertekan. Aktivitas belajar terpisah ini, jelas tidak akan membuat pembelajaran (learning) dapat menciptakan pengetahuan secara optimal.mengakomodir potensi matematika siswa. Menurut (sandra L:1998) “An effective curriculum for students who are gifted is essentially a basic curriculum that has been modified to meet their needs, the unique characteristic of the students must serve as the basis for decisions on how the curriculum shaoul be modified”.
Program akselerasi pelajaran adalah percepatan pelajaran bagi peserta didik yang cerdas. Yang melampaui usianya dan harus dikembangkan di indonesia. Misalnya seharusnya seorang peserta didik mendapatkan pelajaran di usia yang lebih tua tetapi dengan kecerdasannya yang melalui ujian tertentu dan proses pendidikan akselerasi di anggap mampu menyelesaikan pelajaran yang harusnya diberikan pada anak beberapa tahun lebih tua dari padanya.
The term “traditional learner” describes a student suited to learn within the boundaries of a physicl class room using a predefined curriculum (tomas:tracy,1995)
1.2  PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diuraikan maka dapat di simplkanrumusan masalah sebagai berikut:
1.      Yang di maksud akselerasi pembelajaran?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar kelas akselerasi?
3.      permasalahan apa saja yang akan di timbulkan bagi siswa secara sosial?
1.3  TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui dampak yang akan di timbulkan bagi siswa
2.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi belajar siswa
3.      Untuk mengetahui permasalahan yang akan terjadi terhadap siswa
1.4  METODE PENULISAN
Makalah ini menggunakan metode studi literature, dimana penulis menggunakan referensi berupa buku analisis teori dan praktik serta pengaruhnya terhadap mekanisme pembelajaran dalam kelas akselerasi, jurnal ANALISIS UNDERCHEIVER PADA SISWA AKSELERASI, jurnal pengembangan kurikulum mata pelajaran matematika untuk cerdas istimewa dan jurnal application of accelerated learning in teaching environmental control system in qassim univercity
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Akselerasi Pembelajaran
pengertian akselerasi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) berrati:
(1)   percepatan,
(2)   peningkatan kecepatan,
(3)   laju perubahan kecepatan.
sedangkan menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2004:186) akselerasi berati memberi kesempatan kepada siswa yang bersangkutan untuk naik ke tingkat kelas berikutnya lebih cepat satu atau dua sekaligus. Hal ini tentu saja tidak dapat dipenuhi bagi semua siswa yang belajar dan bagi yang mampu merupakan suatu kesempatan untuk mempercepat studinya di sekolah tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu studinya.
Menurut mimin haryati (2006:95) akselerasi berati percepatan belajar sebagai implikasi dari sistem belajar tuntas (master learning)  juga menunjukkan adanya siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan jauh lebih cepat dan mempunyai nilai yang amat baik, siswa yang memiliki kecerdasan luar biasa ini memiliki karakteristik khusus yaiyu tidak banyak memerlukan waktu dan bantuan dalam menyelesaikan percepatan kompetensi yang telah di tetapkan, misalnya program remedial dan pengayaan dapat mengganggu optimalisasi belajarnya.
Dengan menghadapi peserta didik yang demikian, seorang guru memberikan pelayanan yang terbaik yang seharusnya diberikan yaitu program akselerasi (percepatan belajar), peserta didik menyelesaikan pencapaian kompetensi dasar yang ditentukan dengan kecepatan luar biasa yang didukung dengan nilai > 95 , maka sebaiknya tidak perlu diberikan pengayaan tetapi langsung mempelajarai kompetensi dasar selanjutnya.
Dari beberapa pengertian tentang akselerasi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kelas akselerasi adalah kelas yang diperuntukkan bagi siswa yang belajarnya dipercepat sesuai dengan tingkat pemahaman materi sehingga ia dapat menempuh waktu studinya lebih cepat dari waktu yang ditentukan pada kelas biasa.
Sekalipun mereka mempunyai loncatan perkembangan kognitif dan motorik kasar, tetapi mereka dapat tertinggal soal kematangan perkembangan, baik fisik, emosi, motorik halus, adapts, sosial, bahasa, dan bicara. Ini yang menyebabkan ketidaksiapan menerima pembelajaran. Bisa juga karena membutuhkan pendekatan khusus, mereka sulit berprestasi di kelas konvensional atau klasikal.
2.2  Faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa
terdapat enam faktor yang menyebabkan anak menjadi underachiever, dimana tiga faktor termasuk ke dalam karakteristik kpribadian dan tiga faktor lainnya merupakan kondisi lingkunganmenurut (zainul:munandar,2009). adapun menurut rimm tiga faktor yang menyebabkan siswa menjadi underachiever yaitu:a) faktor sekolah b) faktor rumah dan c) faktor-faktor lainnya seperti faktor kepribadian dan adanya faktor gangguan belajar.
Sebelum seorang peserta didik dapat mencapai tujuan belajar, dalam pencapaian itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut (Siameto:2003) faktor yang berpengaruh pada proses belajae siswa di bagi menjadi 2, yaitu:
1.      Faktor internal (faktor jasmani) terdiri dari:
A.    Faktor kesehatan
Sehat berati dalam keadaan baik segenap badan. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang sedang tidak baik. Agar seseorang dapat belajar dengan baik maka seseorang tersebut haruslah mengusahakan kesehatannya supaya tetap terjamin.
B.     Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah suatu faktor fisik yang kurang sempurna keadaannya. Keadaan ini mempengaruhi proses belajar.
C.     Faktor psikologis
Faktor ini lebih bersifat kejiwaan pada seseorang yang sedang melakukan belajar, di antaranya:
a.       Intelegensi
b.      Perhatian
c.       Minat
d.      Bakat
e.       Motivasi
f.       Kesiapan
D.    Faktor kelelahan
Kelelahan sangat mempengaruhi proses belajar, karena hal ini  dapat berdampak pada konsentrasi individu tersebut sehingga perlu diusahakan kondisi yang sehat.
2.      Faktor eksternal terdiri dari:
A.    Fsktor keluarga
Cara orang tua mendidik anak di lingkungan keluarga akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa, selain itu hubungan antara anak denga orang tua, serta kondisi maupun suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga tersebut.
B.     Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa diantaranya metode belajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, standar pembelajaran, keadaan gedung, dan tugas rumah.
C.     Faktor masyarakat
Yang temasuk faktor masyarakar yang sangat mempengaruhi belajar siswa, di antaranya:
a.       Kediatan siswa di masyarakat
b.      Media masyarakat
c.       Teman bergaul
d.      Bentuk kehidupan masyarakat
2.3  Permasalahan Kelas Akselerasi
program kelas akselerasi yang di berlakukan sejak 2004 masih ada kekurangannya terutama berkaitan dengan masalah sosial siswa. Memang secara kognitif siswa akselerasi bagus, tetapi karena kesibukannya yang luar biasa akhirnya porsi kehidupan sosial ini berkurang. Berbagi pengalaman sosial sebaya tidak dialami oleh siswa kelas akselerasi, mengingat porsi pembelajaran siswa akselerasi lebih banyak dibandingkan dengan siswa rwguler.
Selain itu, dari sisi internal, kelas akselerasi lebih terlihat ekslusif dan dan membuat siswanya merasa lebih dibandingkan dengan siswa reguler sehingga membuat kelompok-kelompok dalam sekolah. Persoalan lain ada beberapa siswa yang masuk kelas akselerasi bukan karena keinginannya melainkan di suruh orangtuanya sehingga proses belajar tidak bisa maksimal dan tentu juga berdampak terhadap hasilnya.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, sekolah akselerasi membuat berbagi program seperti ekstrakulikuler yaitu “live in”, kemah sosial, karya wisata, dan lomba-lomba antar kelas. Ia mengharapkan, program itu membuat siswa akselerasi lebih mengenal dan membaur dengan siswa reguler, bahkan dapat mengembangkan solidaritas sehingga tidak timbul kelompok-kelompok di dalam sekolah. Program kelas akselerasi memang masih sedikit peminatnya. Mungkin karena memang minat siswa yang kurang atau karena persyaratan yang cukup sulit.
Di sekolah akselerasi, siswa yang ingin memasuki kelas akselerasi harus lulus tes akademis dan psikologi, nilai rapot kelas VII hingga IX nilai rata-ratanya harus 8.
2.4  Masalah-Masalah Belajar
menurut A. Suhaenah Suparmo (dalam rose dkk-2002) masalah belajar terdapat baik di sekolah perguruan tinggi maupun masyarakat. Ada tiga katagori besar sumber masalah yaitu: masalah yang berasal dari diri si pelajar sendiri, berupa kurang mampu secara berkonsentrasi dan mengatur waktu, masalah yang berasal dari pihak dosen/fasilitator, seperti kurang mampu menguasai materi, melaksanakan variasi setrategi mengajar, evaluasi dan manfaatkan sumber-sumber belajar.
Masalah yang berasal dari lingkungan baik bersifat fisik, sosial, ekonomi, dan kelembagaan. Keterbatasan fasilitas laboratorium, buku-buku perpustakaan kenyamana ruangan, polusi suara adalah contoh dari jenis masalah fisik ketidaktegasan peraturan dicontohkan oleh layanan sumber-sumber belajar yang tidak maksimal. Beratnya beban biaya kuliah merupakan contoh masalah bersifat ekonomi.
Khusus untuk masalah yang ada di dalam masyarakat, kesulitan memperoleh akses kepada sumber belajar, disebabkan oleh faktor grafis, keterpencilan dan keengganan pimpinan lingkungan untuk menyadari masalah yang ada di wilayah tanggung jawab. Faktor ekonomi merupakan sumber masalah yang sangat menonjol  disaat krisis, baik bagi masyarakat di kota maupun bagi masyarakat di pedesaan.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dapat di simpulkan bahwa penyebab underachievr pada siswa akselerasi berasal dari faktor internal maupun eksternal. kebanyakan siswa mengikuti kelas akselerasi bukan karena keinginan sendiri melainkan dorongan dari orang tua mereka.
B.   SARAN
Penulis diharapkan melakukan uji coba kurikulum yang dikembangkan untuk mengetahui keefektifan dalam proses belajar mengajar matematika di kelas akselerasi. Disamping itu penulis juga diharapkan mampu mengembangkan kurikulum matematika berdiferensisasi yang lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Utami munandar, SC (2009).pengembangan kreativitas anak berbakat.jakarta: rineka cita
Desmita,2006.psikologi perkembangan.bandung: PT remaja rosdakarya
Sofan amri,2011.pembelajaran akselerasi.jakarta:PT.prestasi pustakaraya
Tracy and rose,”accelerated learning techniques”.nightingale conant corporation, (1995)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar