Dalam setiap kehidupan sering kita
menemui suatu pemikiran yang berbeda dari setiap orang, perbedaan
pemikiran itu merupakan suatu hal yang wajar dalam hidup ini.
Karena setiap masing-masing individu itu
masing-masing memiliki pemaknaan berbeda-beda dalam memandang suatu
kejadian atau peristiwa yang terjadi. Pemaknaan yang berbeda-beda akan
suatu hal nantinya juga akan berujung pada sistem nilai yang dianut oleh
individu-individu tersebut, tentunya dengan pemaknaan yang berbeda,
sistem nilai yang berbeda akan membawa konsekuensi yang berbeda pula
bagi para individu tersebut.
Contohnya adalah suatu ketika si A puasa
malu dengan teman-temannya. Sedangkan si B puasa karena memang dia
menyadari bahwa itu merupakan kewajiban dia kepada tuhannya. Dari contoh
ini kita bisa melihat bahwa pemaknaan dari si A dan si B sudah berbeda,
si A memaknai puasa karena hanya dia malu dengan teman-temannya yang
puasa sedangkan si B puasa karena dia menyadari kewajiban dia sebagai
seorang hamba tuhan. Tentunya sistem nilai yang dianut si A dan si B itu
berbeda pula dan konsekuensi ke depannya pun berbeda ( nah lo bingung
ya bacanya hehe..ya pokoknya gitu deh hehe.. ).
Pemaknaan suatu kejadian, peristiwa atau
hal-hal lain dalam kehidupan kita cukup membawa pengaruh yang signifikan
ke dalam kehidupan kita. Viktor Frankl memberi definisi tentang makna
hidup itu seperti ini: “Makna hidup adalah sesuatu hal yang dirasa
sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi
seseorang. Bila makna hidup bisa dipenuhi, maka seseorang akan merasakan
kehidupan yang berarti. Pada gilirannya, penemuan makna hidup ini akan
menimbulkan kebahagiaan dan sukacita.”
Jika merujuk dalam sebuah artikel
seseorang, ketika anda duduk dibawah sebuah pohon apel, lalu sebuah
pohon apel jatuh dikepala anda, ada beberapa pilihan yang bisa anda
pilih, pertama apakah anda menganggapnya itu sebuah keberuntungan lalu
memakan apel itu, atau anda berpikir berarti saat ini adalah waktu yang
tepat untuk memanen buah apel, sehingga hasilnya akan lebih banyak anda
nikmati, atau bahkan dengan jatuhnya apel itu adalah merupakan sebuah
gaya gravitasi bumi seperti yang ditemukan Sir Isaac Newton sehingga
penemuannya menjadi sejarah yang mengubah ilmu pengetahuan. Sekarang
tinggal kembali lagi kepada kita semua, mau menjadi apakah kita dari
beberapa pilihan diatas?.
Berpikir positif adalah salah satu aspek
yang paling penting dalam proses hidup kita. Abraham Lincoln pernah
berkata “kebanyakan orang berbahagia bila ia menghendaki bahagia dalam
pikirannya”. Artinya yaitu kebahagiaan berasal dari dalam, dari manusia
sendiri, bukan dari faktor eksternal yang mempengaruhinya. Lalu ada juga
nasehat dari Wiliam James, seorang filsuf “ banyak hal yang kita sebut
sebagai kejahatan dan kemalangan … seringkali dapat diubah menjadi
kebaikan dan keberuntungan, hanya dengan jalan mengubah sedikit saja
sikap batin si penderita dari rasa takut menjadi semangat berjuang”.
Intinya ada pada diri kita sendiri, baik itu pikiran maupun perasaan
kita sendiri.
Setiap orang punya tujuan hidupnya
masing-masing. Artinya adalah, setiap orang memaknai hidupnya dengan
cara pandang yang berbeda-beda. Sehingga, bagaimana cara seseorang
memaknai hidup pun memiliki bentuk yang berbeda-beda pula. Seperti yang
diungkap Aristoteles dalam pembukaan buku Metaphysics-nya “Manusia dari
kodratnya ialah makhluk yang ingin mengetahui”. itu berarti bahwa
memaknai hidup tidak terlepas dari proses belajar sepanjang hayat.
Pembelajaraan hidup adalah sesuatu yang sangat penting dalam pemaknaan
hidup.
Semoga berguna dan bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar