ALIRAN-ALIRAN
FILSAFAT PENDIDIKAN BARAT
1.
ALIRAN
PERENIALISME
Perenialisme memandang
pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang.
Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktik
bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang .
Dari pendapat ini diketahui bahwa perenialisme merupakan hasil
pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi sseorang untukk bersikap tegas dan
lurus. Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah
arsah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat, khususnya filsafat
pendidikan.
Menurut perenialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang
tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara
induktif. Jadi, dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan.
Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi
seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan
penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami factor-faktor dan
problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian
masalahnya.
Tugas utama pendidiakan adalah mempersiapkan anak didik kea rah
kematangan. Matang dalam arti hiodup akalnya. Jadi, akl inilah yang perlu
mendapat tuntunan kea rah kematangan tersebut. Sekolah rendah memberikan pendidikan
dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti
membaca, menulis, dan berhitung, anak didik memperoleh dasar penting bagi
pengetahuan-pengetahuan yang lain.
2.
ALIRAN
ESENSIALISME
Esensialime
dalam melakukan gerakan pendidikan bertumpu pada mazhab filsafat idealisme dan
realisme, meskipun kaum idealisme dan kaum realisme berbeda pandangan
filsafatnya, mereka sepaham bahwa :
Hakikat yang mereka
anut makna pendidikan bahwa anak harus menggunakan kebebasannya, dan ia memerlukan
disiplin orang dewasa untuk membantu dirinya sebelum sendiri dapat
mendisiplinkan dirinya.
Manusia dalam memilih
suatu kebenaran untuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya mengandung makna
pendidikan bahwa generasi perlu belajar untuk mengembangkan diri
setinggi-tingginya dan kesejahteraan sosial.
3.
ALIRAN
PROGRESIVISME
Progresivisme yang
lahir sekitar abad ke-20 merupakan filsafat yang bermuara pada aliran filsafat
pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-
1952), yang menitikberatkan pada segi manfaat bagi hidup praktis.
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan
kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan
dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri.
Aliran Progressivisme mengakui dan berusaha mengembangakan asas
Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam kehidupan adalah tetap
terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala
sesuatu dari segi keagungannya. Berhubungan dengan itu progressivisme kurang
menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada
zaman dahulu maupun pada zaman sekarang.
4.
ALIRAN
REKONSTRUKSIONISME
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan
dunia merupakan tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya
intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina
kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi yang akan
datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu
bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara
demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita
demokrasi yang sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi
kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan
kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit,, keturunan,
nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
Sumber
: Dr. Harun Hadiwijono, Sari Sejarah filsafat barat 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar