Rabu, 30 September 2015

Apakah Filsafat Itu?

 Apakah Filsafat Itu?


Kata Filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta ilmu pengetahuan. Terdiri dari philos yang berarti cinta, senang dan suka serta kata Sophia berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan (Ali, 1986:7). Hasan Shadily (1984 : 9 ), mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka pada hikmah dan kebijaksanaan.

Horold Titus, mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut :
  1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap
    kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
  2. Filsafat yaitu suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
  3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
  4. Filsafat adalah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
  5. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (jalaluddin dan Said, 1994:9 ).
Selanjutnya, Imam Barnadib menjelaskan filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis. Menyeluruh karena filsafat bukan hanya pengetahuan, melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu sendiri. Dengan pandangan yang lebih terbuka ini, hubungan dan pertalian antara semua unsur yang mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai kebajikan dimungkinkan untuk dapat ditemukan. Sistematis, karena filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti, dan teratur sesuai dengan hukum-hukum yang ada (Imam Barnadib, 1994: 11-12 ). Menurut Harun Nasution, filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika), bebas, (tidak
terikat pada tradisi, dogma, serta agama dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan (Nasution, 1973:24). 

Berpikir yang seperti ini, menurut Jujun S. Suriasumantri, adalah sebagai karakteristik dan berpikir Filosofis. Ia berpandangan bahwa berpikir secara filsafat merupakan cara berpikir radikal, sistematis, menyeluruh dan mendasar untuk sesuatu permasalahan yang mendalam. Begitupun berpikir secara spekulatif disini adalah berpikir dengan cara merenung, memikirkan segala sesuatu sedalam-dalamnya, tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objek sesuatu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengerti hakikat sesuatu (Muhammad Noor Syam. 1986:25).

Karena pemikiran-pemikiran yang bersifat filsafat didasarkan atas pemikiran yang bersifat spekulatif, maka nilai-nilai kebenaran yang dihasilkannya juga tak terhindarkan dari kebenaran spekulatif. Hasilnya sangat tergantung dari pandangan filosof yang bersangkutan.
Mengingat dominasi penggunaan nalar manusia dalam berfilsafat, maka kebenaran yang dihasilkannya didasarkan atas penilaian emampuan maksimal menurut nalar manusia.
Dengan demikian kebenaran filsafat adalah kebenaran yang relative. Artinya kebenaran itu sendiri selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman dan peradaban manusia. Bagaimanapun, penilaian tentang suatu kebenaran yang dianggap benar itu tergantung pada ruang dan waktu. Apa yang diagap benar oleh masyarakat atau bangsa lain, belum tentu akan dinilai sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Sebaliknya, suatu yang dianggap benar oleh
masyarakat atau bangsa dalam suatu zaman, akan berbeda pada zaman
berikutnya.
Dari uraian di atas Filsafat adalah ilmu pengetahuan komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.
Cr: Idi Abdullah, Jalaluddin. 2012. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar